TEMPO Interaktif, Brisbane - Buah Tak Akan Jatuh, Jauh dari Pohonnya. Ungkapan ini cocok dengan Wayne Odesnik. Petenis Amerika peringkat No 98 dunia ini --sama kasusnya dengan pelatihnya-- dalam kasus doping. Odesnik mengaku bersalah membawa hormon pertumbuhan masuk ke Australia sebelum tampil di Australia Terbuka. Ia didenda lebih dari US$ 7.000 hampir Rp 70 juta dan dilarang tampil di turnamen tenis selama dua tahun.
Pelatih Odesnik, mantan pemain top-10 dunia Guillermo Canas dari Argentina, juga pernah dilarang bermain selama 15 bulan pada tahun 2005-06 setelah gagal dalam tes doping. Canas, yang kebetulan mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pemain, Jumat, mengatakan ia tidak bepergian dengan Odesnik dan terkejut mendengar tentang kasus HGH.
Petenis berusia 24-tahun ini dihentikan oleh petugas bea cukai pada 2 Januari lalu, saat ia tiba di Australia menjelang Turnamen Brisbane International, sebuah pemanasan menuju Grand Slam. Delapan botol, masing-masing berisi 6 miligram dari zat yang mampu meningkatkan kinerja, ditemukan dalam tasnya.
Odesnik mengaku bersalah dalam sidang pengadilan Brisbane, Australia. Dia didenda US$7,280 ditambah $ 1.040 untuk biaya pengadilan. “Kami sangat kecewa dengan perilaku individu ini, yang sama sekali tidak mewakili olahraga tenis," kata pejabat ATP.
Juru bicara ATP Kate Gordon menulis melalui serat elektronik bahwa dia tidak bisa memberikan komentar pada setiap rincian kasus karena dianggap masih sebagai "penyelidikan saat ini."
Odesnik lahir di Afrika Selatan dan pindah ke Amerika Serikat sejak balita. Dia mulai pindah ke pro pada tahun 2004, dengan tanpa gelar tapi pernah mencapai peringkat terbaik 77 dunia.
Dia pernah sekali mencapai final di lapangan tanah liat di Houston tahun lalu. Karir terbaiknya di Gand Slam saat mencapai babak ketiga di Prancis Terbuka pada tahun 2008. Odesnik menghabiskan sebagian tahun pelatihan di Miami.
Juru bicara Asosiasi Tenis Amerika Serikat Tim Curry mengatakan, tidak akan komentar. Tenis Australia juga menolak berkomentar, Jumat, mengacu pertanyaan kepada Federasi Tenis Internasional. ITF mengatakan diberitahu bahwa Odesnik mengaku bersalah. "Kasus ini telah dirujuk ke program tenis anti-doping, dan kami tidak memiliki komentar lebih lanjut," kata ITF dalam sebuah pernyataannya.
Odesnik sendiri mencapai perempat final di Brisbane International dan putaran kedua Australia Terbuka di Melbourne.
AP| NUR HARYANTO