Ardeshir dan kawan-kawannya saat ini telah turun dan bergabung dengan tim bravo yang terdiri dari pendaki senior, antara lain Erry Ryana Hardjapamekas dan IwanAbdulrachman. “Kondisi mereka baik-baik saja, hanya terlihat kecapekkan,” kata Bambang Hamid, bagian dokumentasi, saat dihubungi Tempo, Minggu malam (18/4).
Menurut Hamid, pada saat turun cuaca berkabut dan turun hujan salju. Kondisi ini membuat mereka kedinginan. Para pendaki berhasil turun sekitar puku tiga sore, kecuali Gina yang turun paling akhir sekitar pukul lima sore.
Tim ekspedisi alpha akan menjalani istirahat pemulihan stamina di base camp yang berada di ketinggian 4290 meter di atas permukaan laut sampai menjelang pendakian kembali di puncak Mapulu di Papua (4500 m) untuk menancapkan sang Merah Putih tepat pada Hari Bumi, 22 April mendatang.
Keberhasilan tim ekspedisi mengawali rangkaian panjang penaklukan puncak di tujuh benua yang diagendakan selama kurang lebih dua setengah tahuh mendatang. Selanjutnya, Ardeshir dan timnya akan mendaki puncak Kilimanjaro yang berada di ketinggian 5892 meter dari permukaan laut, terletak di Timur Laut Tanzania, Afrika, Juli-Agustus mendatang.
Setelah Kilimanjaro, secara berurutan tim ekspedisi akan mendaki puncak Elbrus (5642 meter) di Eropa, Vinson Massif (4897 M) di Antartika, Denali (McKinley dengan ketinggian 6194 M) di Amerika Utara, Aconcagua (6962 M) di komplek pegunungan Andes, Amerika Selatan, terakhir di puncak everest (8850 M) di Nepal/Cina, benua Asia.
Tim ekspedisi yang diprakarsai Wanadri dan Rumah Nusantara mempunyai misi menancapkan sang Merah Putih di tujuh puncak tersebut. Apabila ekspedisi ini berhasil, keenam pendaki itu akan menjadi pendaki Indonesia pertama yang berhasil menaklukkan tujuh puncak benua sekaligus.
Selain menancapkan bendera, mereka juga membawa misi mengkampanyekan secara nasional tentang ancaman “global warmning” dan pentingnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan.
RINA WIDIASTUTI