TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur - Delapan tahun sudah piala Thomas tak pernah dibawa pulang ke Tanah Air. Sejak 2002, supremasi kejuaraan bulutangkis beregu tingkat dunia tersebut diboyong pemain-pemain Cina.
Padahal sebelumnya, dari 1994 hingga 2002, Indonesia tak pernah sekalipun melepaskan piala Thomas. Kini, kesempatan itu sudah ada di depan mata, setelah Taufik Hidayat dan kawan-kawan memastikan tiket ke babak final dengan menantang juara bertahan, Cina.
Terakhir kali Indonesia masuk final sekaligus meraih juara adalah pada 2002, saat piala Thomas digelar di Cina. Setelah itu, Taufik Hidayat tak pernah masuk final, apalagi menjadi juara.
Indonesia memastikan diri masuk ke babak final piala Thomas 2010, setelah di babak semifinal mengalahkan Jepang 3-1 dan menyingkirkan India 3-1 di babak perempat final. “Secara peringkat, pemain-pemain Cina memang di atas kita, namun hasil permainan di lapangan tak ada yang tahu,” kata manajer tim Thomas Indonesia Jacob Rusdianto, Sabtu (15/5).
Karenanya, Jacob masih sangat yakin, Taufik Hidayat dan kawan-kawan bisa mengalahkan Cina. Ia memberikan perumpamaan pertandingan antara Malaysia dan Jepang di babak penyisihan grup. “Siapa yang menyangka Jepang bisa mengalahkan Malaysia?” ujarnya.
Dalam kondisi underdog, Taufik Hidayat diharapkan bisa bermain tanpa tekanan. “Malah kondisi ini lebih menguntungkan kita, karena anak-anak lebih bermain lepas tanpa beban,” kata Jacob.
Optimisme senada juga diungkapkan para pemain Indonesia. “Sebagai pemain pertama saya akan mencoba memberi kemenangan, karena jika pemain pertama bisa meraih poin, pemain setelah saya bisa bermain lebih lepas,” janji Taufik Hidayat.
Janji senada juga disampaikan ganda unggulan Indonesia, Marks Kido/Hendra Setiawan. “Kami akan bermain maksimal dengan berusaha memperkecil kesalahan” kata Kido.
Apalagi calon lawannya, Cai Yun/Fu Haifeng juga sangat mereka kenal. “Peringkatnya di bawah kita, tapi kalau head to head-nya sepertinya imbang,” ujar Kido.
Nova Widianto, spesialis ganda campuran yang sering disulap sebagai pemain ganda putra juga menyatakan kesiapannya. “Saya dan kawan-kawan siap untuk memberikan yang terbaik kepada bangsa dan negara,” tegas Nova yang pada semifinal lalu dipasangkan dengan Alvent Yulianto Chandra.
“Saya belum tahu akan dipasangkan dengan siapa, tapi kalau dipasang dengan yang lebih muda rasanya lebih ada power,” kata pemain yang biasa berpasangan dengan Lilyana Natsir ini.
Rasa optimistis juga disampaikan debutan baru Indonesia, Dyonisius Hayom Rumbaka. Meskipun ini adalah kali pertama Hayom diikutkan dalam tim Thomas Indonesia, namun pemain asal Kulonprogo ini berjanji untuk membayar lunas kepercayaan yang akan diberikan kepadanya.
“Jika diturunkan, saya akan bermain optimal, sekaligus membalas kekalahan saya dari Bou Cunlai di Hongkong terbuka lalu” janji Hayom.
Masrur