TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur - Ratusan suporter Indonesia harus menelan kekecewaan karena tidak bisa mendukung perjuangan Taufik Hidayat dan kawan-kawan dalam partai final piala Thomas yang dilaksanakan hari ini karena tiket pertandingan telah habis.
“Tiket ekonomi telah habis terjual,” demikian pengumuman yang diletakkan di depan loket penjualan tiket. Akibatnya, ratusan pendukung tim merah-putih hanya berdiri di depan stadion.
“Kami tak tahu harus berbuat apa, karena kami jauh-jauh datang untuk mendukung Indonesia, tapi ternyata tiket sudah habis,” kata Rungut, salah satu suporter Indonesia.
Tiket ekonomi seharga 53 ringgit memang telah dinyatakan habis oleh panitia. “Tiket ekonomi telah habis sejak tadi pagi,” jelas salah satu penjaga loket tiket. “Yang tersisa tiket kelas silver seharga 750 ringgit (Rp 2.100.000) dan gold seharga 3.000 ringgit (Rp. 8.500.000).”
Dari pantauan Tempo di lapangan, habisnya tiket ternyata dimanfaatkan oleh beberapa calo yang menjual tiket dengan harga puluhan kali lipat. Seorang calo yang ditemui Tempo menawarkan tiket seharga 350 ringgit untuk kelas ekonomi, padahal harga sebenarnya hanya 53 ringgit.
Setelah merasa diketahui wartawan, sang calo segera menyingkir walau harga tiket belum disepakati.
Dua hari yang lalu, saat semifinal Malaysia melawan Cina, suporter tuan rumah juga terpaksa melakukan demonstrasi di depan stadion karena kehabisan tiket. Hari itu panitia memberi alternatif dengan menyedakan dua televisi berukuran besar.
MASRUR (Kuala Lumpur)