TEMPO Interaktif, California:Kalah oleh Los Angeles Lakers pada game pertama di final Liga Basket Amerika (NBA) membuat para pemain Boston Celtics penasaran. Tim yang sudah memegang 17 trofi juara -- terbanyak di NBA -- langsung melakukan evaluasi dan para pemainnya memutar ulang rekaman video pertandingan. Kesimpulannya, meredam Kobe Bryant menjadi salah satu cara untuk menekan Lakers.
Pada game perdana, Celtics menyerah 102-89 saat menghadapi Lakers di Staples Center, Los Angeles. ketika itu Bryant "menggila" dengan mencetak 30 poin, tujuh rebound dan enam assist. Permainan agresif Bryant membuka peluang bagi rekan-rekannya mencetak banyak poin. Pau Gasol membuat double-double dengan 23 poin dan 14 rebound sedangkan Ron Artest mencetak 15 angka.
Bryant diakui sebagai pemain yang hebat namun Celtics yakin mereka bisa mengatasi Lakers pada game kedua yang kembali dilangsungkan di Staples Center, Minggu (6/6) malam atau Senin (7/6) waktu Indonesia. Jika mereka bisa menang di game kedua nanti, maka pertandingan di game ketiga dan keempat yang akan berlangsung di Boston bisa dijalani dengan lebih ringan.
"Kau akan belajar banyak tentang dirimu sendiri ketika mengalami kekalahan," kata forward Celtics, Kevin Garnett, yang memutar rekaman laga pertama itu hingga dua kali.
Pemain guard Celtics, Rajon Rondo, yang biasanya hanya menonton rekaman pertandingan yang dimenangi Celtics, kali ini justru menyimak video kekalahan mereka dari Lakers. "Mungkin ini pertama kalinya aku menonton video kekalahanku sendiri dalam waktu secepat ini. Pertandingan ini bukan lagi putaran pertama, kau tidak punya banyak waktu untuk memperbaikinya. Kupikir aku sudah bisa melihat dimana kesalahanku,"" kata Rondo.
Rondo dan Celtics rupanya sadar permainan Bryant membuat perhatian semua orang akan terfokus padanya. Bryant sangat piawai mencari celah untuk mencetak poin. Sejauh ini Bryant sudah mencetak angka minimal 30 angka dalam 12 laga playoff dan cukup baik dalam bertahan. Dari rekaman video itulah, Rondo menemukan cara bagaimana Bryant selalu bisa menghambat para pointguard Celtics.
Namun bagi Lakers, Rondo adalah ancaman terbesar ketika Celtics memulai serangannya. Hal itu sudah terbukti ketika Cleveland Cavaliers dan Orlando Magic takluk oleh Celtics karena tidak ada yang mampu mengatasi Rondo. Bryant sendiri selalu mengawal Rondo pada final 2008 namun Lakers akhirnya tetap kalah dari Celtics.
"Kau mungkin tak ingin berharap banyak, tapi ini adalah tugas serius karena dia sangat cerdas," kata Bryant. "Dia selalu bermain dengan bagus, butuh banyak energi dan usaha untuk mengawasinya."
AP|NBA|GABRIEL WAHYU TITIYOGA