Aura sukses Federer terlihat menghilang setelah meyerah dari Thomas Berdych di perempat final Wimbledon pada pertengahan Juni lalu. Federer saat ini telah mengoleksi 16 gelar grand slam. Bollitieri menilai, petenis 28 tahun itu belum melupakan bagaimana cara untuk memenangkan turnamen . Satu-satunya masalah yang dilupakannya adalah “Federer masih yang terbaik”.
“Apakah masa kejayaan Federer telah mendekat? Ini akan sangat menarik karena harus ini ada 8-10 petenis yang bisa mengalahkan Federer atau saya pikir bisa mengalahkannya,” papar Bolleitieri.
Lawan-lawan Federer, menurut Bolletieri sebelumnya tidak pernah menyangka bisa mengalahkan petenis asal Swiss tersebut. Ketakutan itu memberi Fed keuntungan. Namun kini berubah. “Para pemain tenis tidak lagi takut ketika berhadapan dengan Federer,” tegas Bolletieri.
Jalan ke depan bagi Federer untuk kembali meraih gelar memang tidak gampang. Ia harus meningkatkan permainan maupun tekniknya. Bollitieri menganalisa, suami Mirka Vavrinec itu harus tampil bugar untuk meladeni para petenis yang lebih muda darinya.
“Federer harus dalam keadaan sehat. Jika pergerakannya melambat seperti kita lihat di Wimbledon, maka ia dalam masalah besar ketika melancarkan pukulan backhand. Kenapa? Karena ia tidak dalam posisi bagus ketika memukulkan bola, ia hanya bisa memotong bola dan itu tidak bagus,” klaim Bollitieri.
Federer terakhir kali memenangkan gelar grand slam pada 2009 (meraih gelar Prancis Terbuka dan Wimbledon). Meski banyak yang meragukan kemampuannya saat ini, Bolletieri masih percaya Federer tetap menyimpan “senjata” ampuh untuk kembali meraih gelar di ajang terbesar tenis tersebut.
“Saya yakin Federer akan memenangkan satu atau dua gelar grand slam. Namun, jika ia tidak meraihnya di Amerika Terbuka maupun Australia Teruka, ia boleh meragukan kemampuannya,” Bolletieri memprediksi.
Bolletieri menganggap Rafael Nadal masih menjadi lawan utama Federer. Meski tampil mengecewakan di Wimbledon, buatnya Federer masih yang terbaik. “Yang berbeda sekarang adalah orang-orang mulai meragukan kemampuannya dalam memenangkan trofi grand slam,” ujarnya.
“Tidak ada manusia sempurna. Namun Federer sedikit lagi menjadi seorang petenis sempurna. Anda mempunyai Pete Sampras dan Rod Laver namun Federer adalah pemain sempurnya atau mendekati sempurna,” tegasnya.
Bolletieri memberi tips ampuh untuk menjadi petenis jempolan. Tips-tips itu di antaranya percaya dengan kemampuan diri sendiri, bermain seperti seorang olahragawan sejati dan pemain yang bisa melakukan segalanya. “Ia harus mempunyai dua senjata, bertahan dan menyerang, servis dan voli dan serangan serta seorang pemain yang tampil bugar secara fisik dan mental yang luar biasa. Federer mempunyai itu semua,” pungkas Bolletieri.
TNN | BAGUS WIJANARKO