TEMPO Interaktif, Jakarta - Tim ekspedisi 7 Summits Indonesia kembali melanjutkan misinya menaklukkan tujuh puncak benua. Pendakian kedua ini akan berbeda dari sebelumnya. Kali ini, mereka tidak hanya mendaki satu puncak, tetapi dua puncak sekaligus dalam waktu berurutan.
Pertama, menaklukkan puncak Kilimanjaro (5895 mdpl), di Tanzania, Afrika, pada 26 Juli-1Agustus. Kemudian dilanjutkan ke puncak Elbrus (5642 mdpl) di Rusia, Eropa, (10 – 17 Agustus).
"Pendakian Kilimanjaro dan Elbrus jadi satu, agar efisien biaya dan waktu," kata Yoppie Rikson Saragih, pimpinan tim Bravo sekaligus ketua harian Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanandri, di Jakarta, Selasa (20/7).
Tim ekspedisi yang terdiri dari enam pendaki, yaitu Adeshir Yaftebbi (28), Gina Afriani Wulan Pratama (22 tahun), Iwan Irawan (38), Martin Rimbawan (25), Fajri Al Luthi (25) dan Nurhuda (23), itu akan berangkat dari Jakarta menuju Kilimanjaro, pada 26 Juli.
Sebelum keenam pendaki muda ini naik, Hendricus F. Mutter dan Muhammad Gunawan yang menjadi tim ahli ekspedisi akan naik lebih dulu. Mereka direncanakan berangkat pada 23 Juli.
Sesampai di Kilimanjaro, tim ekspedisi langsung mendaki melalui jalur Maragu.
Pendakian diperkirakan memakan waktu lima hari, dan mencapai puncak pada 1 Agustus. Setelah mengibarkan bendera Merah putih, mereka akan langsung turun dan bergerak ke Moskow, Rusia.
Sebelum melanjutkan pendakian ke Elbrus, mereka akan menjalani pelatihan pendakian es dan salju di kawasan Elburs. Mulai 10 Agustus, mereka mulai melakukan pendaki awal dalam tahap penyesuaian selama empat hari. Setelah itu, mereka akan bergerak naik dan dijadwalkan mencapai puncak West Elbrus di teinggian 5642 mdpl tepat di hari proklamasi Republik Indonesia, 17 Agustus.
Adeshir yang menjadi ketua tim ekspedisi mengaku siap melanjutkan misi kedua ini. “Persiapan sudah ok,” katanya. Peralatan dan semua administrasi yang diperlukan sudah beres. Masing-masing pendaki mendapatkan jaminan asuransi kecelakaan sebesar Rp. 500 juta ditambah asuransi pemeriksaan kesehatan selama persiapan pendakian Rp. 50 juta ditanggung oleh PT Tugu Pratama Indonesia bekerjasama dengan PT Pertamina Persero.
Adeshir menambahkan sebelum pendakian ini, mereka telah melakukan persiapan fisik dan kesehatan secara rutin bekerjasama dengan Universitas Padjajaran Bandung. Mereka juga telah mengadakan simulasi selama seminggu di Gunung Semeru, Jawa Timur. “Kami berlatih mendaki sambil membawa beban berat,” kata pendaki yang berprofesi sebagai fotografer freeland ini.
Pada pendakian pertama, mereka telah menaklukkan puncak Ndugu-Ndugu (Cartensz) setinggi 4884 mdpl di Papua tepat dihari bumi, 22 April lalu. Setelah dua puncak di Afrika dan Eropa ditaklukkan, selanjutnya mereka akan menaklukkan puncak Aconcagua (Desember 2010-Januari 2011), McKinley (April-Mei 2011), Vinson Massif (November-Desember 2011) dan terakhir Everest (April-Mei 2012).
RINA WIDIASTUTI