Menghadapi Govortsova, Sharapova tidak mampu menemukan permainannya terbaiknya di awal laga. Namun petenis berusia 23 tahun itu kemudian bermain lebih baik dibanding lawannya hampir di sepanjang pertandingan. Sharapova, mantan ratu tenis dunia di tahun 2005, berhasil mengendalikan permainan dengan mengandalkan pukulan-pukulan forehand.
“Permainanku tidak rapi di game pertama, tetapi selanjutnya bagus,” kata petenis yang sempat istirahat lama karena cedera bahu di musim 2007 dan 2008 itu.“Aku mengambil semua peluang saat aku bisa mengambilnya,”lanjut pengoleksi tiga gelar grand slam itu.
Stanford Classic, yang mempunyai nama resmi Bank of the West Classic, juga menghadirkan kejutan lain. Unggulan keenam asal Israel, Shahar Peer, ditekuk petnis bertubuh seksi asal Rusia, Maria Kirilenko 6-4, 6-3. Peer, petenis peringkat ke-16 dunia, menjadi petenis unggulan pertama yang tersingkir di Stanford.
Kirilenko, petenis peringkat ke-27 dunia yang sukses melaju ke babak perempat final Australia Terbuka awal tahun lalu, memang bermain lebih baik dibanding Peer. Ia terlihat percaya diri dalam mengendalikan permainan meski Peer lebih diunggulkan. “Kali ini aku memutuskan untuk lebih agresif. Tahun ini berjalan lebih baik dan memberiku kepercayaan diri yang besar,” ujar Kirilenko. “Aku bermain tidak terlalu buruk dan aku bisa bermain lebih baik,” lanjutnya.
Pada pertandingan lain, unggulan ketiga asal Belarusia, Victoria Azarenka, juga memastikan tempat ke babak perempat final. Di babak kedua, petenis berusia 21 tahun itu menundukkan petenis tuan rumah Melanie Oudin, 6-3, 6-1. Azarenka, yang terlempar dari 10 besar dunia dan kini menduduki peringkat ke-18 dunia, dengan demikian berhasil melaju ke babak perempat final untuk yang keenam kalinya di tahun ini. Azarenka tercatat juga menang 8 kali dalam 10 pertandingan terakhirnya.
“Menurutku aku bermain sangat baik,” kata Azarenka.” Di awal pertandingan memang sedikit sulit karena dua servis yang gagal tetapi aku merasa kuat di sepanjang pertandingan. Bagiku sangat penting mengejar setiap poin, tidak peduli berapa pan pun skornya kemudian. Apakah poinku di atas atau di bawah 40, itu akan selalu menjadi sebuah kunci permainanku,” katanya.
AP | ARIS M