Agustine Bawele, yang kini menghuni pelatnas yunior, menjadi yang tercepat di nomor 60 meter putri dengan catatan waktu 7,76 detik. Tempat kedua diisi oleh pelari Jawa Timur Indah Lisa dengan catatan waktu 7,93 detik. Sementara,pelari Sumatera Barat Lusisana Satriani finis di tempat ketiga dengan catatan waktu 8,04 detik.
Pada sektor putra, pelari sprint asal Papua, Franklin Ramses Burumi, menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 6,6 detik. Diikuti oleh pelari asal Jawa Timur Riyanto yang membukukan catatan waktu 6,9 detik. Tempat ketiga diisi oleh I Made Agung dari Bali yang mencatatkan waktu yang sama dengan Riyanto.
Sayangnya, Franklin tidak terlalu puas dengan hasil yang diperolehnya akibat adanya masalah pada proses pencatatan waktu. Pada saat perlombaan, pencatat waktu tidak dapat bekerja dengan maksimal sehingga pencatatan dilakukan secara manual. "Seharusnya saya bisa mencatatkan waktu 6,5 detik tadi," katanya.
Padahal dengan catatan waktu itu, Franklin bisa mematahkan rekor nasional atas namanya sendiri yang dibukukan pada Februari 2009 lalu. Saat itu, Franklin membukukan waktu 6,73 detik. "Nanti saya akan coba mengurus masalah ini," katanya.
Pelatih sprint Eni Nuraeni menyatakan bahwa hasil yang dibukukan para pelari junior ini sudah cukup bagus, terutama pada sektor putra. "Pada jarak 60 meter sudah ada yang bisa berlari di bawah 7 detik. Saya yakin nantinya mereka akan bisa berlari 10 detik pada jarak 100 meter," katanya.
Eni menyatakan bahwa Franklin sudah bisa menjadi andalan jika terus berlatih secara serius. "Sudah sepantasnya dia (Franklin) bisa diandalkan di SEA Games tahun depan," ungkapnya. EZTHER LASTANIA