TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) XIX 2016 Ahmad Heryawan meminta semua pihak sportif di arena pertandingan. Atlet, wasit, penonton, dan panitia penyelenggara diinstruksikan menahan diri jika ada dugaan kecurangan.
"Saya ingin semua pihak bertindak arif atau bijaksana. Mari dorong semua atlet bersikap sportif, wasit bertindak adil, penonton pun tidak terpancing jika ada isu kecurangan," katanya di Bandung, Rabu, 21 September 2016.
PB PON XIX, kata Aher—panggilan Ahmad Heryawan—terlibat dalam menentukan wasit-wasit yang memimpin pertandingan. "Saya tentu, terus terang, tidak menguasai tema dan aturan pertandingan. Yang menguasai, salah satunya, Ketua KONI Pusat," ujarnya.
Menurut Aher, wasit yang memimpin pertandingan di setiap cabang olahraga PON XIX ditentukan KONI Pusat. "Wasit itu kesepakatan di cabang olahraga masing-masing," ujarnya sembari menambahkan bahwa sejauh ini KONI Pusat menilai pelaksanaan PON masih dalam tahap wajar.
Aher mengatakan ia sudah menjawab permintaan klarifikasi yang dilayangkan Kementerian Pemuda dan Olahraga mengenai kericuhan suporter saat pertandingan semifinal polo air. “Sudah kami klarifikasi. Saya dapat klarifikasi utuh karena istri saya hadir di tempat itu. Saya bisa memahami apa yang terjadi,” tuturnya.
Soal anggota TNI berseragam dalam kericuhan itu, Aher mengatakan, mereka bagian dari pengamanan. “Saya tidak membawahkan TNI. TNI bertindak sebagai bagian pengamanan, mungkin dalam konteks itu mereka bertindak,” katanya.
Menurut Aher, panitia memutuskan meningkatkan pengamanan untuk mengantisipasi kericuhan antarsuporter. “Antisipasinya menguatkan tim keamanan, yaitu Polri.
AHMAD FIKRI | ANTARA