TEMPO.CO, Jakarta - Mantan petenis Thailand, Tamarine Tanusagarn, yakin dunia tenis di Asia Tenggara akan segera berkembang. Namun, menurutnya, dibutuhkan waktu agar bibit-bibit muda petenis Asia Tenggara bisa muncul di dunia.
"Ini butuh waktu. (Pemain tingkat dunia) akan datang di masa depan. Asia Tenggara punya potensi untuk menelurkan pemain tenis profesional," kata Tamarine saat ditemui di Lapangan Tenis Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Kamis, 14 September 2017.
Tamarine merupakan mantan petenis Thailand yang berhasil menembus peringkat 19 dunia pada 2002 silam. Sejak saat itu, perwakilan Asia Tenggara nampak kesulitan masuk ke jajaran elit tenis dunia itu. Bagi Indonesia, peringkat 20 besar dunia dicapai oleh Yayuk Basuki pada 1997 silam.
Baca: Saat Yayuk Basuki Kembali Bertemu Tamarine Tanusagarn
Tamarine mengatakan membutuhkan konsistensi dan komitemen untuk membangun tenis di Asia Tenggara. Wanita berumur 40 tahun itu pun saat ini tengah menjalankan sekolah tenis di negaranya, Thailand.
Tamarine Tanasugarn saat memberikan pelatiha di Jakarta.
Langkah ini ia percayai dapat membantu meningkatkan kualitas tenis Thailand dan mencari bibit-bibit muda. "Saya dan 100plus punya klinik di berbagai tempat di Thailand. Saat ini ada sekitar 4-5 di Thailand," kata dia.
Tamarine juga ikut menjadi Ambassador WTA Final Legends, dan mendatangi berbagai negara di Asia Tenggara untuk memberikan coaching clinic. Terakhir coaching clinic diadakan di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, dengan tuan rumah Yayuk Basuki Tennis Academy.
Selain soal komitemen, Tamarine menegaskan manajemen yang baik juga menjadi kunci bagi para atlet untuk menjadi profesional. Yang paling penting adalah perencanaan dan persiapan yang bagus.
"Banyak subjeknya untuk jadi profesional. Kamu harus punya sponsor yang bagus, manajer yang bagus, orang tua yang mendukungmu, dan terakhir adalah dirimu sendiri," kata dia.
Jika keempat hal ini bisa terpenuhi dan atlet punya perencanaan yang bagus. Maka ia yakin bintang tenis dari Asia Tenggara akan kembali muncul di dunia.
EGI ADYATAMA