TEMPO.CO, Jakarta - Provinsi Jawa Barat menjadi lokasi venues terbesar kedua dalam penyelenggaraan Asian Games 2018 mendatang. Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar mengatakan hal ini setelah rapat dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta.
Deddy mengatakan, rapat tersebut memutuskan penambahan lokasi venues kompetisi dan training di wilayah Jawa Barat juga ditambah. “Jawa Barat dengan sekian banyak venues sebetulnya menjadi lokasi kedua terbesar venuesnya dibandingan Jakarta dan Palembang, tapi nama yang sudah dimajukan Jakarta-Palembang, ya gak apa-apa," kata Deddy.
Selain soal venues, Jawa Barat juga menjadi penyumpang atlet terbesar dalam pesta olahrga negara-negara Asia tersebut. Seperti diketahui, Jawa Barat merupakan juara Pekan Olahraga Nasional XIX yang digelar beberapa waktu lalu.
“Ada keuntungan seandainya banyak yang diselenggarakandi Jawa Barat, karena akan merasa hommy, merasa jadi tuan rumah. Suport pendukung atlet yang berasal dari Jawa Barat untuk Indonesia akan lebih besar. Secara psikologis saya kira akan menguntungkan,” kata Deddy.
Menurut Deddy, dalam rapat itu dirinya meminta agar pemerintah secepatnya memastikan perhitungan anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan dan renovasi venues di wilayahnya yang akan dipergunakan untuk Asian Games 2018. “Diharapkan Mei sudah selesai semuanya sehingga di APBN Perubahan 2017 sudah ada sebagian yang sudah bisa dikerjakan di Jawa Barat,” kata dia.
Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan, rapat persiapan penyelenggaraan Asian Games 2018 yang diikutinya pada Kamis, 20 April 2017 di Jakarta memutuskan ada 15 venues kompetisi dan 11 venues training yang akan berada di wilayah Jawa Barat, lebih banyak dibandingkan lokasi penyelenggaraan di Sumatera Selatan yang hanya kebagian 11 venues kompetisi dan 6 venues training. “Kita nomor dua paling banyak tempat kompetisinya dibanding Jakarta, nomor tiganya Sumsel,” kata dia, Kamis, 20 April 2017.
Sementara cabang olahraga yang akan diselenggarakan di wilayah Jawa Barat itu adalah sepakbola, paragliding, modern pentathlon, bridge, cycling road race, cycling MTB, roller sport, handball, surfing,dan canoe slalom. “Jadinya nambah, karena kebetulan Banten gak jadi (disertakan). Hanya tiga provinsi yaitu Jakarta, Jabar, dan Sumsel,” kata Iwa.
Menurut Iwa, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan juga resmi mengirim surat ke Menteri Pemuda dan Olahraga tertanggal 17 April 2017 yang subtansi pokoknya meminta percepatan penebitan keputusan mengenai penetapan venues tersebut. “Kalau hasil rapat terakhir sudah fix. Hasil notulensi rapat seperti itu. Kami minta ada semacam keputusan supaya ajeg. Itu masukan dari kami,” kata dia.
Iwa mengatakan, keputusan penetapan itu menjadi dasar dari pemerintah Jawa Barat mengusulkan penganggaran untuk perbaikan infrastruktur dan sarana pendukung penyelenggaraan Asian Games 2018 di Jawa Barat. INASGOC sebagai panitia penyelengara dan induk cabang olahraga juga diminta secepatnya melakukan pemeriksaan venues untuk memastikan kebutuhan perbaikan agar memenuhi standar pertandingan Asian Games. “Kami sudah ada beberapa venues eks-PON, namun demikian karena ini adalah standar Asian Games tentu banyak masukan dari induk organisasi Asian Games,” kata dia.
Venues yang akan dipegunakan itu di antaranya yang sudah dipersiapkan Stadion Pakansari di Cibinong Bogor, Stadion Wibawa Mukti di Cikarang, Stadion Patriot di Bekasi, Jalak Harupat di Kabupaten Bandung,Stadion Gelora Bandung Lautan Api di Kota Bandung, Gunung Mas di Puncak untuk paragliding, Kebun Hill Subang untuk cycling MTB, Gymnasium dan lapangan indor tenis di Universitas Pendidikan Indonesia di Kota Bandung untuk handball, Cimaja Beach di Pelabuhan Ratu untuk surfing, dan Bendung Rentang di Cirebon untuk Canoe Slalom, lalu Margo Hotel Depok untuk bridge.
Sejumlah lapangan sepakbola di Kota Bandung juga dipilih untuk venues training Asian Games diantaranya Lapangan Singaperbangsa Karawang, Lapangan Cimahi, Lapangan UPI Bandung, Lapangan Arcamanik Kota Bandung, serta Lapangan Persib Kota Bandung. “Lokasi venues kompetisi juga ada yang dipergunakan untuk training,” kata Iwa.
Iwa mengatakan, khusus lokasi surfing di Cimaja Pelabuhan Ratu, pemerintah Jawa Barat meminta Kementerian Perhubungan mempercepat rencana pembangunan bandara Citarate di Pelabuhan Ratu sebagai akses pendukung venues surfing itu. “Kalau jalan aksesnya sudah dianggarkan dalam APBD Jawa Barat Rp 20 miliar, sekaligus juga dalam rangka membangun infrastruktur pendukung Geopark Ciletuh yang meliputi kawasan Pelabuhan Ratu,” kata dia.
AHMAD FIKRI