TEMPO Interaktif, Jakarta - Medali emas yang dipersembahkan pasangan ganda putra bulu tangkis Markis Kido/Hendra Setiawan di Asian Games XVI Guangzhou, Cina menjadi satu perhatian tersendiri bagi Yayasan Jaya Raya. Kido/Hendra telah menjadi bagian dari atlet PB Jaya Raya, berasal dari klub binaan Yayasan Jaya Raya, yang telah menunjukkan prestasi membanggakan. Mereka pun mendapat apresiasi atas prestasi itu.
"Kami memberikan sesuatu yang lebih berharga dari uang," ujar Ciputra, Pembina Yayasan Jaya Raya. Kido/Hendra masing-masing mendapatkan satu kilogram emas yang jika dikalkulasi saat ini senilai dengan Rp 400 juta - jumlah yang sama dengan bonus yang diberikan pemerintah bagi peraih medali emas Asian Games tahun ini.
Ciputra berharap agar pemberian bonus ini bisa menumbuhkan jiwa kewirausahaan Kido/Hendra. "Mungkin saja bisa dijual di kemudian hari," katanya. Lebih lanjut Ciputra menyatakan bahwa dirinya sangat ingin menjadi pembeli emas itu jika memang kelak Kido/Hendra hendak melepasnya. "Akan saya tawar 20 persen di atas harga jualnya nanti."
Kido/Hendra sebelumnya juga pernah mendapatkan apresiasi yang sama dari Yayasan Jaya Raya saat mempersembahkan medali emas Olimpiade Beijing 2008. Kala itu, mereka mendapatkan rumah tinggal.
Di mata Ketua Umum PB Jaya Raya Rudi Hartono, Kido/Hendra merupakan contoh yang baik yang dapat ditiru para pemain muda untuk mendulang prestasi serupa. "Mereka berdua tidak berlatih di pelatnas (Cipayung) tetapi bisa menjadi juara, jadi yang lain juga mempunyai kesempatan yang sama," kata peraih 8 gelar juara All England itu.
Seperti diketahui, Kido/Hendra memang telah memilih jalur profesional dalam melanjutkan perjuangannya di dunia perbulutangkisan. "Saat ini mereka berhasil lewat usaha keras yang dilakukan mereka sendiri, tentunya ini menjadi contoh yang bagus buat para pemain muda," kata Rudi.
Kido/Hendra menjadi salah satu dari tiga atlet PB Jaya Raya yang sukses menyumbangkan medali emas di pesta olahraga multicabang paling bergengsi Olimpiade. Selain mereka, ada pemain tunggal putri Susi Susanti yang pernah mempersembahkan emas di Olimpiade Barcelona 1992, dilanjutkan oleh pasangan ganda putra Tony Gunawan/Candra Wijaya yang mendapatkannya di Olimpiade Sydney 2000.
EZTHER LASTANIA
Berita terkait
Pencak Silat Sumbang Emas Terbanyak: JK, Mega dan Prabowo Datang
29 Agustus 2018
Para pejabat tinggi dan tokoh nasional berkumpul di Padepokan Pencak Silat di TMII.
Baca SelengkapnyaDaftar 26 Pemain yang Dipanggil Timnas U-23 : Ada 3 Muka Baru
16 Februari 2018
Pelatih Timnas U-23, Luis Milla, memanggil 26 pemain untuk menjalani pemusatan latihan tahap dua untuk persiapan Asian Games 2018.
Baca SelengkapnyaTest Event Pencak Silat Asian Games 2018: Ganda Putra Rebut Emas
14 Februari 2018
Atlet pencak silat nomor seni ganda putra Indonesia, Hendy dan Yolla Primadona Jampil, meraih medali emas dalam test event Asian Games 2018.
Baca SelengkapnyaBesar, Kans Indonesia Jadi Tuan Rumah Asian Games
7 November 2012
Surabaya disiapkan menjadi tuan rumah pesta olahraga Asia pada 2019.
Baca SelengkapnyaSumatera Selatan Incar Asian Games
23 November 2011
Dana Anggaran Pendapan dan Belanja Negara diperlukan untuk biaya pembangunan infrastrukturnya.
Baca SelengkapnyaAndi Mallarangeng Bagikan Bonus Asian Games
1 Desember 2010
Untuk 4 medali emas, 9 perak, dan 13 perunggu yang diraih pemerintah mengeluarkan Rp 45,39 miliar. Sebanyak 22 atlet perahu naga yang meraih tiga emas masing-masing mendapatkan bonus Rp 1,2 miliar.
Baca SelengkapnyaKONI Targetkan 8 Emas pada Asian Games XVII
29 November 2010
Setiap induk cabang olahraga mendapat kesempatan lebih luas untuk bekerja sama dengan negara-negara lain agar mendapatkan bekal persiapan yang lebih baik.
Baca SelengkapnyaIndonesia Diselamatkan Tim Perahu Naga
27 November 2010
Di Asian Games XVII Incheon, Korea Selatan, empat tahun mendatang perahu naga tidak lagi dipertandingkan.
Baca SelengkapnyaCina Juara Umum Asian Games, Indonesia Peringkat Ke-15
27 November 2010
Indonesia berada di peringkat 15. Jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, Indonesia masuk urutan ketiga di bawah Thailand dan Malaysia.
Baca SelengkapnyaFinis Ke-4 di Asian Games, Triyaningsih Pecahkan Rekor Nasional
27 November 2010
Triyaningsih juga telah melampaui rekor nasional 2 jam 34 menit yang sebelumnya dipegang oleh kakaknya sendiri, Rumiyati.
Baca Selengkapnya