Sergio Martinez (kiri) memukul lawannya Paul Williams dalam pertandingan kelas menengah World Boxing Council. AP/Tim Larsen
TEMPO.CO, Buenos Aires - Juara Dunia Kelas Menengah versi Dewan Tinju Dunia (WBC), Sergio Gabriel Martinez, membuang sabuk jawaranya. Dia sakit hati karena badan tinju tersebut membatalkan pertarungan wajibnya melawan rising star Julio Cesar Chavez Junior.
Martinez, 36 tahun, merasa berkali-kali dikecewakan WBC. Dia merebut gelar juara dunia setelah mengalahkan Kelly Pavlik pada April tahun lalu. Namun karena permasalahan dengan promotor, dia gagal memenuhi tuntutan pertarungan wajib dengan Sebastien Zbik, sehingga WBC mencopot gelarnya. Gelar yang lowong diserobot Chavez Junior dan Martinez diberi "sabuk hiburan" bertitel "Juara Berlian".
Martinez mengincar putra petinju legendaris Julio Cesar Chavez itu untuk mengklaim jawara sejati, tapi ditolak promotor Chavez, Bob Arum. Dia berhasil mendesak WBC dalam konvensi tahunan mereka. Dua pekan lalu Presiden WBC Jose Sulaeman mewajibkan Chavez memenuhi mandatory fight melawan Martinez. Namun keputusan itu berubah hanya dalam satu pekan. Chavez malah dijadwalkan melawan Marco Antonio Rubin, Februari mendatang, di Texas, Amerika Serikat.
Martinez pun meradang. Petinju asal Argentina itu menyatakan tidak akan bermain untuk WBC lagi, sampai mereka memenuhi pertarungan wajib melawan Chavez. "WBC tidak menghormati keputusan mereka sendiri," kata Martinez di kampung halamannya di Buenos Aires, hari ini.
Petinju berjuluk Maravilla alias Anak Ajaib ini mengejek Arum, Chavez, dan pelatihnya, Freddie Roach. Martinez tidak menganggap Chavez sebagai juara dan berharap Rubio tampil sebagai pemenang. "Chavez adalah juara dunia pengecut, diikuti Bob Arum," ujar petinju dengan rekor 48 menang dengan 27 knock out, 2 kali kalah, dan 2 seri tersebut.
The Ring, majalah yang mengklaim diri sebagai alkitab di dunia tinju, mendapuk Martinez sebagai petinju antarkelas terbaik setelah Manny Pacquiao dan Floyd Mayweather Junior. Petinju kidal ini tampil dengan gaya tarung tidak biasa, yaitu dengan membiarkan kedua tangan di bawah, yang mampu menyengat dengan kecepatan di atas rata-rata. Pertahanannya mengandalkan tubuh yang sangat liat dan waktu yang tepat untuk menghindari serangan lawan.
