Pelari elite nasional, Rini Budiarti memasuki garis finish Jakarta International 10K di kawasan Monumen Nasional Jakarta (8/6). TEMPO/Nurdiansah
TEMPO.CO, Jakarta - Pelari halang-rintang 3.000 meter nasional, Rini Budiarti, masih menunggu kepastian dari Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) dan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) terkait keikutsertaannya dalam Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, 18 September-3 Oktober 2014.
"Pokoknya, saya tetap berfokus latihan saja," kata Rini kepada Tempo, Selasa, 10 Juni 2014. "Masalah keikutsertaan, itu urusan nanti."
Rini terancam batal ikut Asian Games 2014 karena dianggap melakukan tindakan indisipliner dengan mengikuti lomba lari 10 kilometer di Medan pada April lalu tanpa izin PB PASI.
"Saya harus konsekuen dengan aturan," kata Manajer Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) PB PASI Boedi Darma Sidi di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Selasa lalu. Boedi mengatakan peraturan PB PASI dengan jelas menyatakan seorang atlet yang berada di Pelatnas tidak diperbolehkan mengikuti lomba di luar program latihan.
Namun, sekalipun PB PASI berencana mencoretnya dari daftar atlet yang mengikuti Asian Games 2014, nama Rini masih dicantumkan oleh Satlak Prima. Mengenai ini, Boedi mengatakan akan berdiskusi dengan Satlak. "Kami perlu berbicara lebih lanjut," ujar Boedi.
Sedangkan pelari jarak jauh Triyaningsih dipastikan absen dalam Asian Games 2014. Dia harus menjalani pemulihan dari cedera telapak kaki. "Kalau dipaksakan, nanti pemulihannya tidak akan selesai," tuturnya.
Jika nantinya Rini benar-benar absen di Asian Games, cabang olahraga atletik hanya akan diwakili dua orang, yakni Maria Natalia Londa (lompat jauh dan lompat jangkit) serta Dedeh Erawati (lari 100 meter gawang). (Baca: Asian Games, Petinju Indonesia Perbanyak Tanding)