Pebulutangkis Indonesia, Simon Santoso merayakan kemenangan seusai mengalahkan Pebulutangkis Jerman, Marc Zwieblerpada babak penyisihan Turnamen BCA Indonesia Open MetLife BWF World Super Series Premier 2014 di Istora Senayan, Jakarta Selatan, 18 Juni 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Langkah pemain tunggal putra Indonesia, Simon Santoso, di turnamen Super Seri Singapura Terbuka berjalan cukup mulus. Merangkak dari babak kualifikasi, pemain yang sekarang bertengger di peringkat 38 dunia ini berhasil melaju ke babak semifinal setelah menaklukkan pemain Thailand, Tanongsak Saensomboonsuk, di Singapore Indoor Stadium, Jumat, 10 April 2015.
Pelatih Simon, Christian, mengatakan permainan anak asuhnya ini sudah lebih bagus. Menurut dia, Simon sudah bisa lebih fokus dalam menjalani setiap pertandingan. “Setiap permainan harus dianggap babak final, jadi bisa bermain sebaik mungkin,” kata Christian dalam pesan singkatnya kepada Tempo, Jumat, 10 April 2015.
Christian yang saat ini tengah mendampingi Simon di Singapura, berharap agar permainan pebulutangkis berusia 29 tahun itu bisa maksimal. Menurut dia, Simon sekarang sudah bisa lebih lepas mengeluarkan strategi bermainnya. “Tapi dalam keadaan berimbang, harus bisa lebih ulet dan tahan,” ujar dia.
Pada turnamen Singapura Terbuka 2014, Simon berhasil naik podium sebagai juara setelah menaklukkan pemain tunggal Malaysia, Lee Chong Wei, yang saat itu berada di peringkat satu dunia. Kemenangan Simon cukup mengejutkan karena dia bukanlah pemain yang diunggulkan dan posisinya yang bukan atlet dari Pelatnas Cipayung.
Namun setelah turnamen itu penampilan Simon terus merosot. Apalagi dia jatuh sakit dan mengalami cedera. Merasa penampilannya tak berkembang, Simon kembali memutuskan hengkang dari Pemusatan Latihan nasional di Cipayung, Jakarta Timur, setelah mengikuti laga All England 2015.