The Jak Haus Gelar Juara Liga dari Persija
Reporter
Erlangga Dewanto
Editor
Ariandono
Selasa, 6 Maret 2018 12:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kenangan manis Persija untuk dapat meraih gelar juara di kompetisi liga domestik terakhir kali terjadi pada 17 tahun yang lalu. Tepatnya pada 7 Oktober 2001, kala Persija berhasil menaklukan PSM Makassar di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta dalam babak final kompetisi Liga Indonesia dengan kemenangan tipis 3-2.
Turut menyumbang dua gol dalam laga tersebut, penyerang andalan Persija kala itu, Bambang Pamungkas, juga berhasil meraih gelar pemain terbaik di ajang kompetisi tahunan tersebut. Kemenangan itu semakin lengkap bagi Persija saat mengetahui itulah pertama kalinya skuad Macan Kemayoran berhasil meraih gelar juara di ajang liga domestik yang dinilai sangat prestisius.
Hingga kini, kenangan manis tersebut belum pernah terulang lagi. Kelompok suporter Persija, The Jakmania, berharap agar masa keemasan Persija itu bisa terulang dalam kompetisi Liga 1 musim ini yang rencananya bakal digulirkan pada akhir bulan mendatang.
Baca: Bambang Pamungkas Bicara Performa Persija dan Marko Simic
"Yang kami paling inginkan adalah untuk Persija dapat memenangkan Liga 1. Karena kami sudah 17 tahun tidak juara di liga," ujar Ketua Umun The Jakmania, Ferry Indra Sjarief saat ditemui Tempo di Kantor Sekretariat Umum The Jakmania di GOR Soemantri, Jakarta pada Senin, 5 Maret 2018.
Menurut pria yang juga menjadi salah satu pendiri dari The Jakmania itu, meski Persija telah berhasil meraih gelar juara di ajang Piala Presiden 2018 kemarin, namun gelar juara liga masih menjadi impian utama bagi para The Jakmania. "Kami haus, yang kami inginkan itu sebenarnya juara liga," ujarnya.
Bagi Ferry sendiri, yang mengaku telah mengamati permainan Persija sejak era 70-an, skuad yang dimiliki Persija saat ini sudah sangat mumpuni bagi klub berjuluk Macan Kemayoran itu untuk dapat bersaing di kompetisi Liga 1 mendatang. Apalagi, kata Ferry, setelah Marko Simic dan Riko Simanjuntak datang untuk melengkapi kekosongan di skuad asuhan pelatih Stefano Cuggura Teco tersebut.
"Saat kami mendapatkan Simic dan Riko, itu seperti saat kami bermain puzzle, dan kami berhasil mendapatkan dua kepingan puzzle terakhir," tutur Ferry. "Akhirnya, kini gambar puzzle-nya sudah terbentuk."
Bagi Ferry, kedatangan Marko Simic menjadi pelengkap bagi kekosongan lini depan Macan Kemayoran. Sebelumnya, kata Ferry, Persija memang belum memiliki lagi seorang penyerang yang haus gol dan berjiwa predator seperti Simic.
Lebih jauh, kata Ferry, peran kecepatan Riko Simanjuntak dan Novri Setiawan di lini sayap kian melengkapi aksi gempuran serangan dari Persija. Menurut Ferry, kini kedua pemain itu kerap mendorong Simic untuk menjadi lebih tajam di lini ujung tombak.
Secara keseluruhan, Ferry mengaku puas dengan skuad yang dimiliki Persija saat ini. "Di tengah kami punya Ramdani (Lestaluhu). Belum lagi ada Ismed Sofyan, yang menurut gue, performanya kini seperti balik lagi ke umur 30-an. Jaime (Jaimerson) dan Maman (Abdurahman) di belakang. Sandi Sutha di jangkar," kata Ferry. "Lengkap lah."
Meski begitu, kata Ferry, hal tersebut tidak langsung dapat memuluskan langkah Persija di ajang Liga 1 nanti. Menurutnya, ada beberapa klub di Indonesia yang juga memiliki skuad yang cukup mumpuni, dan bisa menjadi pesaing berat bagi Persija untuk dapat meraih gelar juara Liga 1 mendatang.
"Kalau dilihat secara materi, Persib bagus, Sriwijaya bagus, Bali United bagus, Madura United bagus, PSM pun juga sekarang mulai bagus," tuturnya. "Hampir merata lah sekarang kekuatannya."
Untuk itu, berbeda dengan The Jakmania secara keseluruhan yang mengharapkan Persija untuk dapat menjuarai Liga 1, Ferry masih memprediksi, Persija baru menjadi kandidat juara untuk kompetisi tersebut. "Kenapa gue enggak mau memprediksikan juara? Karena untuk liga itu berbeda," ujar pria yang akrab disapa Bung Ferry itu.
Baca: Piala AFC: Persija Hadapi Song Lam, Simic Tak Sabar Berlaga
Menurutnya, berbeda dengan turnamen, Liga 1 merupakan kompetisi jangka panjang. Karena itu, para klub dituntut untuk bisa merotasi pemain secara baik, agar dapat terus bertahan di kompetisi tersebut. "Nah, itu yang gue suka dari kepelatihan Teco sekarang," ujarnya.
Menurut Ferry, di ajang pra-musim yang telah diikuti oleh Persija belakangan ini, pelatih Persija Stefano Cuggura Teco kerap melakukan rotasi pemain dengan proporsional dalan skema strateginya.
Hal itu, menurut Ferry, bagus untuk menguatkan pemain pelapis Persija yang sewaktu-waktu bakal dibutuhkan perannya dalam ajang Liga 1 nanti. "Kalau bisa, jangan pernah ada sebelas pemain yang dipatok sebagai pemain inti. Semua pemain harusnya bisa menjadi pemain inti," ujarnya.
ERLANGGA DEWANTO