TEMPO.CO, Jakarta - Khabib Nurmagomedov, juara MMA asal Rusia yang baru mengalahkan Conor McGregor, bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia dan ayahnya diundang Presiden untuk berbincang di sela acara olahraga di Ulyanovsk, Rusia, Kamis, 10 Oktober 2018.

Putin menyampaikan selamat atas keberhasilan Khabib dan ikut bersimpati soal aksinya yang mengamuk dan memukul salah satu anggota tim McGregor, Dillon Danis, seusai duel. Kemarahan seperti itu disebutnya bisa terjadi pada semua orang bila orang tua atau agamanya dihina. “Siapa pun bisa melompat (keluar dari Oktagon) dengan cara yang sama," kata Putin.

Baca: MMA: Gelar Juara Khabib Nurmagomedov Terancam Dicabut

Seperti diketahui, Khabib Nurmagomedov mengalahkan McGregor dalam arena UFC 229 di Las Vegas, Sabtu waktu setempat, 6 Oktober 2018. Namun, seusai laga ia menyerang salah satu annggota tim lawan, Dillon Danis, yang diklaim menghina ayah dan dan posisinya sebagai muslim. Tiga orang anggota tim Khabib juga masuk ring oktagon dan menyerang McGregor.

Badan yang menaungi semua olahraga beladiri tangan kosong (NSAC) sudah memberikan sanksi larangan bertanding satu bulan kepada McGregor atas provokasi berlebihan. Sementara sanksi untuk Khabib masih dalam pembahasan.

Baca: MMA: 4 Kekalahan dalam Karier Conor McGregor, Lihat Videonya

Khabib sendiri sudah meminta maaf secara terbuka. Ia juga mengaku sudah ditegur ayahnya, Abdulmanap, dan yakin akan dihukum berat Sang Ayah saat tiba di rumah.

Putin rupanya sudah melihat wawancara permintaan maaf Khabib itu. Dalam pertemuan tersebut ia pun berkata pada Khabib. "Saya akan meminta ayahmu untuk tidak menghukummu terlalu berat karena kamu meraih kemenangan dengan layak dan meyakinkan," kata Putin seperti dikutip RT Sports.

Khabib sempat mengabadikan pertemuan itu dan mengunggahnya di akun instagramnya. "Terima kasih banyak Vladimir Vladimirovich untuk sambutan hangat dan ucapan selamatnya," tulis dia. "Dan saya sangat senang bahwa kemenangan saya membawa banyak kebahagiaan bagi negara multinasional kami. Ini adalah kemenangan kita bersama."

REUTERS | GUARDIAN