Kata Susy Susanti Soal Polemik Audisi Badminton Djarum

Senin, 12 Agustus 2019 19:29 WIB

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti. (badmintonindonesia.org)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepala Bidang Pembincaan dan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) Susy Susanti angkat bicara soal adanya dugaan terjadi eksploitasi terhadap anak dalam audisi badminton Djarum Foundation seperti dikemukakan Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Menurut dia, seharusnya itu tidak perlu terjadi.

"Dari sisi melihat, seharusnya olahraga ya dilihat sebagai olahraga. PB Djarum kan sudah berdiri 50 tahun lalu, dia berdiri sendiri ya meskipun namanya membawa nama merek rokok," ujar Susi di sela-sela menghadiri launching turnamen Daihatsu Astec Open di Yogyakarta, Senin, 12 Agustus 2019.

Mantan pebulu tangkis ini menilai tudingan KPAI bahwa PB Djarum mengeksploitasi anak perlu dilihat kembali. Menurut dia, sejauh ini PB PBSI melihat kontribusi PB Djarum pada pembinaan atlet bulu tangkis Tanah Air begitu besar. Ia pun menekankan, PB Djarum tidak mencampurkan urusan jualan rokok dengan olahraga dalam kiprahnya melakukan pembinaan atlet bulu tangkis.

"Mereka (PB Djarum) audisinya murni olahraga, sama sekali tak pernah mengenalkan rokok. Saya tahu karena kadang menjadi juri untuk audisinya," ujar peraih emas Olimpiade 1992 ini.

Susy menuturkan, pembinaan atlet terutama di daerah bukan hal gampang. Pemerintah selama ini belum bisa melakukannya. PB Djarum, kata dia, mengambil bagian ini dengan rutin menggelar audisi ke berbagai daerah untuk menemukan bibit potensial dan membina menjadi atlet nasional.

Advertising
Advertising

PB Djarum mengambil peran pembinaan seperti yang dilakukan puluhan tahun karena pemerintah masih belum mampu melakukan hal serupa. "Para atlet yang didik (PB Djarum) selama ini diberikan beasiswa, sekolah, latihan, bahkan tempat tinggal gratis sampai para atlet ini siap bertanding di kancah nasional maupun internasional," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Susy juga menyingung soal biaya yang dikeluarkan PB Djarum untuk pembinaan atlet dari bibit hingga menjadi profesional tidak sedikit. Ia memprediksi, untuk setiap orang bisa lebih dari Rp 10 juta per bulan.

Ia pun menyarankan kepada KPAI untuk memantau langsung audisi tersebut. Sebab, sepengetahuannya tidak pernah ada iklan rokok dalam gelaran itu. "Sepengetahuan saya kalau audisi Djarum itu hanya pencarian bakat, tidak ada iklan rokok," ujarnya.

Dia menilai apa yang dilakukan PB Djarum selama ini cukup menguntungkan cabang olahraga bulu tangkis nasional. Menurut dia, setidaknya bulu tangkis Indonesia setidaknya mendapatkan suplai pemain berkualitas dari pembinaan yang mereka lakukan.

Susy menambahkan, apabila PB Djarum harus mengganti nama klubnya agar tidak ada embel-embel merek rokok, jelas sulit. "Orang tentu juga nggak mau dong, kenapa (mengganti nama) itu tidak dilakukan 50 tahun yang lalu?" tutur Juara Dunia 1993 itu.

Berita terkait

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

17 hari lalu

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.

Baca Selengkapnya

Daftar Film Biopik Atlet Indonesia: Susi Susanti Love All sampai Ellyas Pical

38 hari lalu

Daftar Film Biopik Atlet Indonesia: Susi Susanti Love All sampai Ellyas Pical

Film biopik jatuh bangun kehidupan atlet terus diproduksi antara lain Susi Susanti Love All dan yang terakhir kisah petinju legendaris, Ellyas Pical.

Baca Selengkapnya

Jonatan Christie dan Fajar/Rian Cetak Sejarah Baru, Ini Daftar Pemenang All England dari Indonesia

39 hari lalu

Jonatan Christie dan Fajar/Rian Cetak Sejarah Baru, Ini Daftar Pemenang All England dari Indonesia

Indonesia berkali-kali cetak kemenangan di turnamen badminton All England, terakhir Jonatan Christie di tunggal putra dan Fajar/Rian ganda putra.

Baca Selengkapnya

Cegah Perang Sarung dengan Mendorong Partisipasi Anak di Kegiatan Ramadan

40 hari lalu

Cegah Perang Sarung dengan Mendorong Partisipasi Anak di Kegiatan Ramadan

KPAI menyarankan partisipasi anak dalam berbagai kegiatan Ramadan demi mencegah terjadinya kekerasan yang melibatkan anak, seperti perang sarung.

Baca Selengkapnya

Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

41 hari lalu

Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

KPAI mengimbau pelbagai lembaga keagamaan, seperti pesantren, lembaga zakat, dan ormas Islam, membantu mengarahkan kegiatan anak selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

KPAI Terima 141 Aduan Kekerasan Anak Sepanjang Awal 2024, 35 Persen Terjadi di Sekolah

46 hari lalu

KPAI Terima 141 Aduan Kekerasan Anak Sepanjang Awal 2024, 35 Persen Terjadi di Sekolah

Sepanjang awal 2024, KPAI mencatat ada 46 kasus anak mengakhiri hidup akibat kekerasan anak, yang hampir separuhnya terjadi di satuan pendidikan.

Baca Selengkapnya

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

46 hari lalu

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, KPAI Harap Proses Hukum Tetap Berjalan

49 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, KPAI Harap Proses Hukum Tetap Berjalan

Polisi tetapkan ibu kandung bunuh anaknya sendiri di Bekasi sebagai tersangka. KPAI mengambil tindakan cepat.

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

49 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

Kasus ibu bunuh anak di Bekasi menambah catatan anak menjadi korban saat diasuh orang dengan gangguan kejiwaan

Baca Selengkapnya

Reaksi Kemenag, KPAI, dan PPPA soal Kasus Dugaan Penganiayaan Santri di Kediri

58 hari lalu

Reaksi Kemenag, KPAI, dan PPPA soal Kasus Dugaan Penganiayaan Santri di Kediri

Kasus dugaan penganiayaan santri di sebuah pondok pesantren di Kediri, Jawa Timur, menuai reaksi dari Kemenag, KPAI, dan PPPA. Apa reaksi mereka?

Baca Selengkapnya