MotoGP: Alex Marquez Tegaskan Marc Marquez Tak Akan Mengalah
Reporter
Terjemahan
Editor
Rina Widiastuti
Kamis, 2 Januari 2020 12:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ibarat mendapat durian runtuh, Alex Marquez dipilih menjadi pembalap kedua tim Repsol Honda untuk kompetisi balap MotoGP musim 2020. Pembalap berusia 23 tahun itu menjadi pengganti Jorge Lorenzo, yang memilih pensiun dini pada akhir musim 2019.
Alex akan menemani abangnya, Marc Marquez, sang juara dunia bertahan. Padahal, di atas kertas, ada kandidat lain yang dianggap lebih pantas menjadi pembalap kedua tim Repsol.
Sebelumnya, muncul kabar bahwa mantan rider tim KTM, Johann Zarco, dan pembalap Petronas Yamaha, Fabio Quartararo, yang berebut menjadi kandidat pengganti Lorenzo. Setidaknya, kedua pembalap itu lebih berpengalaman tampil di MotoGP.
Zarco memulai musim perdananya dalam balap sepeda motor paling bergengsi itu pada 2017. Sedangkan Quartararo memulai debutnya di MotoGP pada tahun ini.
Adapun bagi Alex, MotoGP 2020 akan menjadi musim perdananya. Sejak 2015 hingga 2019, ia berkompetisi di kasta kedua alias Moto2.
Alex pada tahun ini merampungkan balap Moto2 dengan status juara dunia. Ia tercatat jadi juara dunia pertama di lima seri, dua kali runner-up dan tiga kali juara ketiga.
Sejumlah media internasional menyebutkan Marc punya andil besar meyakinkan petinggi Repsol Honda untuk memilih adiknya. Masih belum jelas kebenaran dari gosip tersebut.
Namun, sebagai juara dunia enam kali bersama Repsol, tentu Marc punya nilai tawar yang tinggi di dalam timnya. Termasuk mengajak adiknya ikut dalam tim itu.
Ada juga yang menyebutkan, jika tidak ada Marc, belum tentu Alex diterima di tim utama pabrikan Honda meski bermodal juara dunia Moto2. Kuat dugaan peminat Alex berasal dari tim-tim satelit.
<!--more-->
Mantan juara dunia GP500, Wayne Rainey, menilai duet Marquez bersaudara cukup menarik di mata fan. Namun, dari segi kualitas kompetisi, Rainey menganggap Repsol Honda terlalu memaksakan Alex. Sebab, sebagai pembalap debutan di MotoGP, hampir mustahil bagi Alex seketika nyetel dan bisa bersaing dengan Marc.
"Sebuah tim akan tampil kompetitif jika kedua pembalapnya justru saling bersaing di atas lintasan. Tapi kalau seperti ini, sama saja dengan memberikan ruang Marc tampil sendiri," kata pria berusia 59 tahun itu.
Menurut Rainey, akan lebih menjanjikan jika Repsol menggaet Quartararo, Zarco, atau pembalap utama tim Yamaha, Maverick Vinales. Namun pria berkebangsaan Amerika Serikat itu paham bukan perkara mudah bagi Repsol Honda mendatangkan salah satu dari mereka.
Selain itu, Rainey khawatir jika kehadiran Alex justru mengganggu fokus Marc. Sebab sudah bukan rahasia bahwa juara dunia berusia 26 tahun itu sangat sayang dan perhatian kepada adik laki-lakinya itu.
"Saya khawatir Marc justru lebih berfokus bantu adiknya beradaptasi di MotoGP. Hal ini cukup masuk akal," kata juara dunia GP500 tiga kali itu.
Jika begini, tentu Alex yang diuntungkan. Ia akan dapat mentor spesial dan tentu setelan sepeda motor balap yang sangat kompetitif mirip dengan milik Marc.
"Alex itu pembalap yang rapi di lintasan. Ditambah sepeda motor yang sangat cepat, dia bisa mengejutkan," kata Rainey.
Alex tentu membantah pendapat tersebut. Juara dunia Moto3 musim 2014 itu menegaskan bahwa Marc tak akan memberikan perhatian berlebih untuknya dalam kompetisi tahun depan.
<!--more-->
Menurut Alex, Marc adalah orang yang tak rela kalah di lintasan. Hubungan darah tak akan mengurangi sikap buas Marc ketika menunggang sepeda motor balapnya.
"Apalagi Marc akan mengalah demi saya. Saya tegaskan itu tak akan mungkin terjadi. Mana mungkin dia mau merelakan juara seri, apalagi juara dunia, untuk saya," kata Alex.
Meski begitu, Alex memang punya rencana menimba ilmu sebanyak mungkin dari Marc. Dia ingin tampil sekencang mungkin dengan sepeda motor RC213V sejak seri-seri awal.
Sejauh ini, penampilan Alex belum menunjukkan hasil memukau bersama Repsol. Dalam uji coba pada 25 November lalu di Sirkuit Jerez, Spanyol, misalnya.
Melahap 70 putaran, Alex hanya mampu finis di urutan ke-17 dari 22 pembalap dengan catatan 1 menit 39,411 detik. Alex terpaut dua detik dari Vinales, yang meraih waktu terbaik dalam uji coba tersebut.
Meski begitu, Alex optimistis catatan waktunya masih bisa dipangkas dalam uji coba selanjutnya di Sirkuit Losail, Qatar, Maret mendatang. Maklum, tes tersebut akan menjadi patokan awal semua pembalap menjelang memulai musim kompetisi 2020.
"Saya punya target finis di delapan besar di klasemen akhir. Saya ingin naik podium. Saya rasa itu sudah cukup bikin Repsol memberikan kontrak tambahan untuk saya. Mereka hanya memberikan kontrak satu tahun, musim 2020," ujar Alex.
MOTORSPORT | CRASH | INDRA WIJAYA