TEMPO Interaktif, Jakarta: PSMS Medan akhirnya memecat pelatih Iwan Setiawan dengan alasan perbedaan visi, demikian diungkapkan Direktur Utama PT Togos Gopas, sekaligus pengelola PSMS Medan, Sihar Sitorus kepada Tempo, Senin (4/8).Sihar mengatakan, keputusan pemecatan Iwan diambil setelah melihat hasil dari dua pertandingan yang dilakoni tim tersebut. Kegagalan PSMS meraih poin penuh dalam dua laga terakhir menjadi indikator bahwa metode yang dijalankan Iwan kurang berhasil. "Metode yang ia gunakan sulit dicerna oleh pemain," katanya saat dihubungi Tempo. Dengan kondisi seperti ini, obsesinya untuk membawa kesebelasan kebanggaan Kota Medan itu untuk menjuarai Indonesia Super League 2008, diragukan bisa terwujud. Namun, meski tanpa pelatih kepala, Sihar tetap yakin timnya mampu meladeni tantangan Persija pada Selasa (5/8) nanti. Untuk sementara, posisi pelatih kepala akan dijabat Rudi Saari yang sebelumnya menduduki kursi asisten pelatih. Tanpa Iwan, saya yakin PSMS tetap mampu mengimbangi Persija, tutur Sihar. Sementara itu, Iwan Setiawan mengaku kecewa dengan pemecatan dirinya yang dinilai tidak adil. Menurutnya, alasan yang digunakan manajemen terlalu mengada-ada. Pasalnya, dalam klausal kontrak tidak ada target juara. "Di kontrak hanya ditulis target 8 besar," kilah dia. Menurut Iwan, hasil dari dua pertandingan tidak bisa menjadi acuan.Ia juga mempertanyakan keberadaan Parlin Siagian dalam tim yang menurutnya tidak diperlukan. "Ibarat di kapal, ada dua nahkoda dalam satu tim," katanya. Mantan pelatih Persibom itu pun menyangkal metode yang diterapkanya tidak efektif. Selama ini anak asuhnya menunjukkan peningkatan dari segi permainan dan kemampuan individu. "Jadi metode mana yang sulit dicerna dan payah?" ujarnya. Fanny Febyanti/BC