TEMPO Interaktif, Jakarta: Krisis keuangan yang melilit Persitara Jakarta Utara menjadikan langkah klub berjuluk "Laskar Si Pitung" itu kian terjal dalam mengarungi Indonesia Super League 2008.Lima bulan bermain tanpa dibayar tentu bukan hal yang mudah bagi para pemain. Hal itu semakin diperparah dengan rentetan kegagalan dalam empat pertandingan terakhir mereka. Tak ayal, motivasi skuad Persitara tengah berada pada titik nadir. "Hanya tinggal menunggu meledaknya saja," kata Jacksen F. Tiago, arsitek Persitara saat dihubungi Tempo, Jumat (8/8). Menurutnya, pihak manajemen terus mengumbar janji akan membereskan masalah keuangan yang sedang melanda tim. Namun hingga kini belum ada janji itu yang terealisasi. Bahkan, menurut mantan pemain Persebaya itu, ada beberapa anggota timnya yang mulai menjual benda-benda berharga, seperti laptop, Hp, bahkan motor untuk biaya hidup. "Kalau keadaannya seperti ini, berarti kesabaran mereka sudah hampir habis," ucap Jacksen.Dia enggan menjamin dalam kondisi seperti ini timnya mampu merangkak dari posisi juru kunci klasemen. Secara mental dan fisik, menurutnya, para pemain mulai kelelahan. "Kami sedang kacau, di satu sisi ingin memberi yang terbaik, tapi di sisi lain kami pemain profesional yang perlu dibayar," tuturnya. Meski demikian, Jacksen tetap berharap kondisi yang kacau balau itu justru bisa memberi kekuatan berlipat ganda kepada pemainnya untuk bertanding habis-habisan saat bertemu lawan."Dibutuhkan seorang motivator untuk meningkatkan semangat kami," katanya. Bila keadaan ini tidak juga berubah, maka tidak mustahil ia dan para pemain akan mundur dari Persitara. Fanny Febyanti