Deontay Wilder dan Tyson Fury berpose menjelang laga ulang tinju dunia kelas berat yang akan digelar di Las Vegas pada 22 Februari 2020. (Mikey Williams/Top Rank Boxing)
Fury memiliki cerita lain. Memiliki latar belakang dari keluarga pengembara atau Gypsy asal Irlandia, membuat Fury memiliki karakter yang terbuka dan keras, sehingga kerap terlibat dalam perseteruan kontroversial akibat ucapan dan tindakannya.
Kemenangan Fury melawan petinju kelas berat asal Ukraina, Wladimir Klitschko, pada 2015 menjadi awal karier gemilang atlet berjuluk Gypsy King ini menjadi salah satu petinju terbesar dunia. Ia pun menjadi petinju termahal dengan penghasilan 31 juta pound sterling atau sekitar Rp 556 milyar, yang menurutnya kini tidak dapat dibanggakan.
Cedera pergelangan kaki yang dialaminya saat melawan kembali Wladimir Klitschko, menjadi alasan dirinya terjebak dalam lubang keterpurukan. Ia terbukti positif menggunakan steroid (obat pembesar otot) yang dilarang penggunaannya dalam sebuah pertandingan olahraga.
Petinju kelas berat Inggris, Tyson Fury dan istrinya Paris. Furyb akan menghadapi Deontay Wilder dalam perebutan gelar kelas berat WBC di Staples Center Los Angeles pada 1 Desember 2018. (Reuters)
Selama dua tahun Fury tidak diperbolehkan untuk mengikuti segala pertandingan tinju. Hal ini pun membuatnya mengalami depresi berat. Pada masa kelamnya ini, berat badannya bertambah drastis. Ia pun turut mengkonsumsi alkohol dan narkoba yang menjadi pelariannya dalam mencari kebahagiaan.
Awalnya sang Raja Gypsy hendak berpikir untuk mengakhiri hidupnya dengan menabrakkan diri melewati pembatas tebing. Namun kini kesehatannya telah membaik melalui olahraga, serta berkat dukungan keluarga dan sang istri, Paris, yang selalu mendorong Tyson untuk mengikuti program konsultasi psikologis secara rutin.
Advertising
Advertising
Kepercayaan iman yang kuat juga menuntun sang Gypsy King untuk bangkit dari keterpurukan, sehingga ia telah kembali melakukan rutinitas yang biasa dilakukan, yakni tinju. Tyson Fury saat ini menjadi ikon dan panutan bagi para penderita gangguan mental yang ingin bangkit dari keterpurukan.