Independence Cup 2008, Ajang tanpa Gengsi ?

Reporter

Editor

Selasa, 12 Agustus 2008 20:07 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Hajatan Piala Kemerdekaan akan kembali digelar setelah vakum delapan tahun. Hanya saja tim-tim asing yang akan berlaga di Jakarta pada 21-29 Agustus mendatang tergolong pasukan kelas bawah.Turnamen yang kini bernama Pertamina Independence Cup 2008 ini diikuti Brunei Darussalam, Kamboja, Myanmar, dan Libya. Indonesia sebagai tuan rumah mengirim dua tim, yakni timnas senior dan U-21.Mengacu pada kekuatan tim, Brunei, yang menggantikan Maladewa dipandang sebagai anak bawang di Asia Tenggara. Kamboja pun tak jauh berbeda. Libya, dalam daftar peringkat FIFA bulan ini negara Afrika utara itu berada di urutan 87. Prestasi terbaik mereka adalah runner up Piala Afrika 1982, itupun saat menjadi tuan rumah. Sekjen PSSI Nugraha Besoes menyangkal anggapan turnamen Piala Kemerdekaan sebagai ajang tidak bergengsi."Biarpun tidak seperti dulu, ini bukan turnamen 'ecek-ecek'," tukasnya dalam jumpa pers di Hotel The Sultan, Jakarta, Selasa (12/8).Menurutnya, PSSI telah berusaha mengundang negara- negara lain dari 5 benua. Tapi dikarenakan bentrok dengan berbagai turnamen seperti kualifikasi piala Dunia dan Piala Asia, negara-negara itu batal berpartisipasi."Kita sudah mencari negara-negara lain, tapi mereka berhalangan karena masih terikat dengan musim kompetisi di masing-masing negara dan juga persiapan berbagai event yang mereka ikuti," ujarnya.Nugraha mengatakan ajang ini juga sebagai ajang ujicoba bagi timnas Indonesia dalam menghadapi piala Asia, Sea GAmes 2009 dan Piala Suzuki tahun depan."Tim senior akan bertanding untuk Piala Asia dan piala Suzuki, sedangkan untuk tim U-21 akan mengikuti Sea GAmes 2009 di LAos," katanya.Panitia telah mencetak 56 ribu undangan dengan kisaran harga dari Rp 25 ribu hingga Rp100 ribu. Untuk mengantisispasi kosongnya penionton, Herman Ago, Ketua Panitia Independence Cup 2008 mengatakan pihaknya akan menggelar pertandingan pada malam hari dan akan menggelar bazaar sepanjang kompetisi.Indonesia pernah dua kali memenangi Piala Kemerdekaan di tahun 1987 dan 2000. Sebelumnya turnamen ini pernah diikuti tim-tim besar seperti Chili, Aljazair, dan China.Fanny Febyanti

Berita terkait

Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

19 Agustus 2022

Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

Kontingen Indonesia mengakhiri perjuangannya dalam Islamic Solidarity Games 2021 di Konya, Turki, dengan menduduki peringkat ketujuh.

Baca Selengkapnya

Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

12 Agustus 2022

Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

Lifter Siti Nafisatul Hariroh menyumbang medali emas pertama bagi Indonesia di ajang Islamic Solidarity Games atau ISG 2021.

Baca Selengkapnya

Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

9 Agustus 2022

Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

Atlet balap sepeda Ayustina Delia Priatna menyumbang medali perak pertama untuk Kontingen Indonesia dalam gelaran Islamic Solidarity Games (ISG) 2022.

Baca Selengkapnya

Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

4 Juni 2019

Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

Pengusaha asal Palembang yang berpengalaman dalam organisasi olahraga di Indonesia, Muddai Madang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum KONI Pusat.

Baca Selengkapnya

Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

30 Mei 2017

Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

Komandan kontingen Indonesia di Islamic Solidarity Games
(ISG) 2017 Alex Noerdin diadukan ke Kemenpora

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

26 Mei 2017

ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

Tim angkat besi Indonesia diguyur bonus total Rp 500 juta oleh PB PABBSI, berkat prestasi menghasilkan 3 emas dan 4 perak di ISG 2017 Baku, Azerbaijan

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

24 Mei 2017

ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

Indonesia gagal memenuhi target peringkat 5 besar dalam Islamic Solidarity Games IV 2017 di Baku, Azerbaijan. Indonesia akhirnya menempati peringkat 8

Baca Selengkapnya

ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

18 Mei 2017

ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

Indonesia masih berada di posisi lima besar perolehan medali Islamic Solidarity Games 2017.

Baca Selengkapnya

ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

18 Mei 2017

ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

Lifter Indonesia asal Aceh, Nurul Akmal, membuat kejutan setelah mampu meraih perak angkat besi kelas +90 kg pada kejuaraan Islamic Solidarity Games.

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

15 Mei 2017

ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

Indonesia mendapatkan tambahan dua emas dari cabang olahraga angkat besi dan renang dalam ajang Islamic Solidarity Games (ISG) IV 2017 di Baku, Azerbaijan.

Baca Selengkapnya