TEMPO.CO, Jakarta - Mike Tyson menjadi petinju termuda yang bisa meraih gelar juara dunia kelas berat. Ia masih berumur 20 tahun ketika merebut gelar juara WBC dari Trevor Berbick.

Iron Mike mempunyai ciri khas dalam bertarung, pukulan keras dan cepat. Sebelum menjadi juara WBC, ia naik ring 27 kali dengan kemenangan KO 24 kali.

Ketangguhan Tyson tak lepas dari gemblengan pelatih Cus D'Amato, yang mengasuhnya sejak ia berumur 13 tahun setelah ibunya meninggal.

Ia berlatih keras, dan porsinya ditambah menjelang pertandingan menjadi enam hari dalam sepekan mulai pukul 04.00 dan baru berakhir pukul 21.00.

Ini jadwal latihan Tyson 4 atau 5 pekan sebelum pertandingan, seperti dilansir Fortisfight, Juni 2017:

4:00 pagi: bangun dan lari sejauh 4,8 - 8 km.

6:00 pagi: kembali ke rumah, mandi, dan kembali tidur.

10:00 pagi: bangun dan makan sarapan (Oatmeal dengan buah, OJ, dan vitamin, ditambah protein shake.)

12 siang: latihan tinju 10 ronde dan kalistenik.

14:00: makan siang (karbohidrat, protein, sayuran, dan air.)

15:00: sparring empat hingga enam ronde, memukul slip bags, lompat tali, Willie bag, focus bag, dan speed bag (Cus tidak pernah menyukai speed bag) dan 60 menit menggunakan sepeda stasioner. Dilanjutkan tiga kali kalistenik.

17:00: Senam kalistenik empat kali lagi dan shadow boxing atau fokus pada satu teknik, untuk menguasai gerak.

19:00: makanan seimbang lain, biasanya disiapkan oleh Steve Lott.

20:00: 30 menit latihan ringan dengan sepeda statis untuk tujuan pemulihan.

21:00: menonton TV atau mempelajari rekaman pertandingan lawan, kemudian pergi tidur.

Tyson juga melakukan 2 ribu kali sit up, 500 kali push up, angkat barbel 30 kg dan melatih kekuatan leher di atas ring.

FORTISFIGHT | BOXREC