Juara All England 2020, Praveen/Melati Diguyur Bonus
Reporter
Irsyan Hasyim (Kontributor)
Editor
Nurdin Saleh
Kamis, 11 Juni 2020 20:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, mendapatkan total bonus Rp 450 juta berkat keberhasilan menyabet gelar juara All England 2020 Maret lalu.
Bonus itu terdiri dari deposito BCA sebesar Rp 400 juta dari klub mereka, PB Djarum, dan voucher senilai Rp 50 juta dari Blibli.com, Tiket.com, dan Yuzu.
Acara pemberian bonus dilakukan secara virtual dari Pelatnas PBSI pada Kamis, 11 Juni 2020. Dalam acara penyerahan bonus virtual ini turut hadir Ketua Umum PB Djarum, Yoppy Rosimin serta kedua pelatih Praveen/Melati yaitu Richard Mainaky dan Nova Widianto.
Pemberian apresiasi ini diharapkan menjadi penyemangat tak hanya bagi Praveen/Melati namun juga para pebulutangkis lainnya, khususnya para pemain muda. "Ini merupakan bentuk komitmen dan dukungan PB Djarum kepada para atletnya. Untuk pertama kalinya dalam sejarah bulutangkis Indonesia, Praveen menjadi pemain Indonesia pertama yang menjuarai All England dengan pasangan yang berbeda," kata Yoppy dalam sambutannya.
Pada tahun 2016, Praveen juga meraih gelar juara All England bersama Debby Susanto.
Yoppy mengatakan bahwa besarnya harapan kepada mereka merupakan tantangan buat Praveen/Melati sebagai penerus Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Praveen/Melati diharapkan bisa mengekor prestasi yang diukir Tontowi/Liliyana, setelah gelar All England, mereka juga bisa merebut gelar juara dunia dan emas olimpiade.
"Ini jadi tantangan untuk dijawab oleh Praveen/Melati agar bisa jadi andalan untuk Indonesia dan PB Djarum, mudah-mudahan ini bisa memotivasi atlet PB Djarum baik yang sudah di pelatnas atau yang masih di klub," ujar Yoppy.
Praveen/Melati yang merupakan pasangan rangking empat dunia ini naik podium juara di All England 2020 usai mengalahkan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand) dengan skor 21-15, 17-21, 21-8. Namun di babak semifinal, Praveen/Melati sempat melewati pertandingan sengit melawan Marcus Ellis/Lauren Smith (Inggris) yang berakhir dengan skor 15-21, 23-21, 21-11.
"Sebetulnya penenntuan itu di babak semifinal, kami kalah di game pertama dan di game kedua ketinggalan jauh 10-18 ketinggalan. Orang yang nonton mikirnya kami bakal kalah, tapi kaget waktu lihat skor lagi, kami bisa menyusul," kata Praveen.
"Waktu itu saya bilang sama Mely (Melati), sebelum angka 21 kita belum kalah, ini jadi aura positif dan bisa nambah semangat kami, akhirnnya kami bisa," lanjutnya.
IRSYAN HASYIM