Thomas Partey, Dari Kota Miskin di Ghana Sampai Berkarier di London Utara
Reporter
Terjemahan
Editor
Arkhelaus Wisnu Triyogo
Selasa, 6 Oktober 2020 09:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Thomas Partey mengalami kebangkitan dalam hidupnya dan mampu menjauh dari kemiskinan di Ghana seusai sukses berkarier sepakbola di Eropa. Bermain untuk Atletico Madrid, ia mampu tampil mengesankan dan menjadi pemain tengah yang rutin membantu tim dalam urusan mencetak gol. Kemampuan itulah yang meyakinkan Arsenal berbesar hati menebus klausul pelepasan senilai 45 juta poundsterling di akhir tenggat bursa transfer musim panas ini.
Kesuksesan karier Thomas Partey tidak terlepas dari ayahnya, Jacob Partey. Ia menjadikan sepakbola sebagai cita-cita dan mimpinya. Bahkan, di awal karier sepakbola, Jacob rela menjual harta bendanya sehingga keluarganya dapat memberikan visa bagi Thomas agar bisa melakukan perjalanan ke Spanyol untuk melakoni uji coba.
Lahir di Krobo Odumase, salah satu kota termiskin di Ghana, pada 1993, Partey adalah anak tertua dari delapan bersaudara. Ibunya bekerja sebagai pedagang kecil, sedangkan ayahnya adalah pelatih sepakbola tim lokal. Maka, wajar jika Thomas bermain sepak bola sejak usia muda. Dia, bersama Frances, saudaranya, sempat bermain untuk tim ayahnya. Keduanya sama-sama melihat sepakbola sebagai jalan kehidupan yang menjauhkan mereka dari kemiskinan.
Saat Thomas terus mengembangkan bakatnya, sang ayah memendam impian untuk membawanya ke Eropa. Jacob pun berusaha mengumpulkan uang untuk perjalanannya dengan mencari sponsor. Jacob sempat gagal dan terus mencari cara agar bisa ke Eropa. Saat itu, Partey adalah pemain Odometah FC. Penampilannya yang menonjol membuat seorang agen terpukau.
Baca juga : Thomas Partey ke Arsenal, Rekor di Hari Terakhir Bursa Transfer
"Sebenarnya ada seseorang yang lebih baik dari saya, seorang penyerang yang mencetak semua gol, tetapi dia tidak ingin datang ke Eropa dan ingin bermain untuk tim di Ghana. Jadi giliran saya tiba dan ketika dia bertanya apa yang saya inginkan, saya berkata ingin menjadi pemenang dalam sepakbola untuk membantu keluarga saya," kata Partey kepada Marca, dikutip dari The Sun, Selasa, 6 Oktober 2020.
Agen itu, Thomas menceritakan, mencari ayahnya untuk berbicara dan meminta izin membawanya ke Spanyol. Agen itu tidak pernah mengatakan tim yang bakal dituju. "Saya pergi dengan agen yang mengerjakan semua dokumen, tetapi saya tidak ada hubungannya, saya hanya berlatih, makan dan tidur sampai hari ketika saya harus bepergian, yang saya tidak tahu kapan dan jam berapa," kata dia.
Thomas pun sadar betul peran sang ayah yang mencari dana untuk ambisinya bermain di Eropa. "Dia berusaha keras dan dia menjual barang-barang untuk mendapatkan surat-suratku dan membelikanku sepatu. Dia telah membantuku sejak kecil karena tanpa sepatu, saya tidak bisa bermain. Dia juga banyak membantu tim dari lingkungan saya dan saya ingat kami membawa makanan." Di waktu keberangkatan ke Spanyol, Thomas tidak sempat mengucapkan salam perpisahan untuk ayahnya.
Thomas Partey meninggalkan Ghana pada 2012 dan mengambil kesempatan uji coba di Atletico Madrid. "Saya naik mobil, mereka (agen) membawa saya ke ibu kota, mereka memberi saya paspor. Ayah saya tidak ada di rumah, tidak ada dari keluarga saya yang tahu bahwa saya akan pergi hari itu karena jika mereka diberitahu maka itu akan menimbulkan banyak masalah," katanya.
Ketika sampai di Spanyol, kata Thomas, belum ada satupun keluarga yang mengetahuinya. Namun, ia yakin ayahnya selalu setuju dengan setiap keputusannya dalam sepakbola. "Kadang-kadang saya mendengarkan dia dan orang lain tidak. Saya selalu melakukan apa yang menurut saya terbaik dan karena alasan itu saya memutuskan untuk bepergian tanpa mengatakan apa-apa kepada siapa pun," kata Thomas Partey yang kini resmi berseragam Arsenal.