Tinju Dunia: Muncul Putusan Hakim Arbitrasi, Duel Fury vs Joshua Terancam
Reporter
Terjemahan
Editor
Nurdin Saleh
Selasa, 18 Mei 2021 19:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Duel unifikasi gelar tinju dunia kelas berat antara Anthony Joshua dan Tyson Fury sudah disepakati. Namun, masalah kembali muncul berupa putusan hakim terkait dengan kasus Fury vs Deontay Wilder.
Tuntasnya negosiasi pertarungan unifikasi melawan Joshua telah diumumkan Fury lewat akun twitternya, Ahad lalu. Juara WBC itu mencuit, "Saya baru saja menutup telepon dengan Pangeran Khalid dari Arab Saudi dan dia mengatakan kepada saya bahwa pertarungan ini 100% berjalan. 14 Agustus 2021, musim panas. Saya tidak sabar untuk mengalahkan Anthony Joshua di panggung terbesar sepanjang masa."
Duel itu akan menjadi penyatuan gelar kelas berat, yang mempertemukan dua jagoan asal Inggris. Tyson Fury memegang gelar versi WBC sejak mengalahkan Wilder, asal Amerika, pada 20 Februari 2020. Adapun Joshua merupakan pemegang gelar kelas berat versi WBA (Super), IBF, WBO, dan IBO. Ia sempat kehilangan gelar itu tapi merebut kembali pada 2019, dengan mengalahkan Andy Ruiz dalam duel ulang.
Negosiasi untuk pertarungan penyatuan gelar ini sudah dilakukan sejak tahun lalu, tapi berjalan lamban dan berlarut-larut. Kini, setelah kesepakatan tercapai, masalah baru kembali muncul.
Masalah datang dari Amerika, berupa putusan hakim arbitrase yang menetapkan Deontay Wilder berhak atas pertarungan ketiga melawan Fury dan duel antara keduanya harus bisa dilangsungkan paling lambat pada 15 September.
Putusan itu diambil oleh hakim Daniel Weinstein, yang menangani kasus arbitrasi Fury-Wilder, pada Selasa waktu setempat. Menurutnya Wilder berhak mendapatkan haknya berupa pertarungan ketiga, sesuai isi kontrak antara keduanya.
Sebelumnya, Fury dan Wilder sudah bertarung dua kali. Pada kesempatan pertama, 1 Desember 2018, keduanya bermain imbang. Pada kali kedua, 22 Februari 2020, Fury menang TKO pada ronde ketujuh sekaligus merebut gelar juara dari Wilder.
Dalam kontrak duel kedua, ada klausul untuk pertarungan ketiga. Pertarungan ketiga itu awalnya dijadwalkan pada Juli 2020, namun tak bisa terlaksana karena pandemi COVID-19.
Pada 12 Oktober 2020, Tyson Fury mengumumkan bahwa ia akan membatalkan pertarungan trilogi dengan Deontay Wilder setelah penyelenggara gagal memberikan tanggal pasti untuk duel tersebut pada tahun 2020. Ia menilai kesepatakan dalam kontrak otomatis batal karena kondisi itu.
Wilder tak terima dan membawa kasusnya ke jalur hukum. Hakim arbitrase kemudian berpihak padanya.
Selanjutnya: Apa Opsi yang mungkin terjadi?
<!--more-->
Kini, dengan munculnya putusan hakim arbitrase, kesepatan duel Tyson Fury vs Anthony Joshua terancam. Bila putusan hakim itu gagal dimentahkan lewat banding, maka akan sulit bagi Fury untuk meladeni Anthony Joshua dan Wilder dalam rentang Agustus hingga September.
Solusi yang mungkin diambil, menurut The Sun, Fury harus menegosiasikan kesepakatan dengan Wilder untuk menyingkir dengan kesepakatan itu. Ia bisa membujuk Wilder dengan hak untuk bertarung menghadapi pemenang duel di Arab Saudi. Namun, hal itu berarti harus ada negosiasi ulang dengan kubu Joshua.
Selain itu ada solusi yang lebih mudah bagi Fury, tapi akan sangat mahal. Menurut The Sun, petinju berjulukan Gypsy King itu bisa "menutup mulut" Wilder dengan bayaran. Ia kemungkinan harus membayar hingga 8 juta pound (Rp 162,4 miliar) untuk meluluhkan hati Wilder.
DAZN | THE SUN
Baca Juga: Conor McGregor Sambut Kelahiran Anak Ketiga