Sejumlah pemain Italia merayakan kemenangannya usai mengalahkan timnas Spanyol dalam Semifinal Euro 2020 lewat drama adu penalti di Wembley Stadium, London, Britain, 6 Juli 2021. REUTERS/Laurence Griffiths
TEMPO.CO, Jakarta - Timnas Italia berhasil melakukan penebusan luar biasa di Euro 2020. Hanya tiga tahun setelah merasakan rasa sakit dan terhina akibat gagal lolos ke putaran final Piala Dunia, Azzurri kini berada di partai puncak Piala Eropa.
Mereka lolos ke final setelah menang adu penalti 4-2 (1-1) atas Spanyol di Stadion Wembley, London, Rabu dinihari. Mereka menantikan pemenang laga Inggris vs Denmark.
Kebangkitan Italia tak lepas dari Roberto Mancini. Pelatih ini berani meninggalkan gaya catenaccio yang jadi ciri khas tim dan menampilkan gaya bermain menyerang yang menghibur. Dengan gaya itu, sekarang mereka tak terkalahkan dalam 33 pertandingan.
Setelah menyingkirkan Spanyol, Mancini menyebut adu penalti seperti lotre atau perjudian. Tapi, dalam kemenangan itu, Italia sesungguhnya telah menunjukkan kelebihan mereka: kekuatan dan kepercayaan diri.
Mereka bangkit kembali dari tendangan penalti pembuka yang gagal dari Manuel Locatelli, untuk memasukkan empat tendangan penalti berikutnya, termasuk Jorginho yang dingin mengeksekusi penalti.
Penjaga gawang timnas Italia, Gianluigi Donnarumma melakukan selebrasi setelah membawa timnya menang atas timnas Spanyol. REUTERS/Laurence Griffiths
Itu adalah kekuatan mental yang sama yang membantu Italia mengatasi penguasaan bola yang terbatas untuk waktu lama, tatkala pemain Spanyol Pedri menjajah lini tengah dengan tak henti memamerkan operan tepat sasaran.
Dani Olmo mungkin akan menyesal bahwa upaya-upaya golnya tidak setepat umpan Pedri itu. Tetapi harus diakui dia sangat bagus dengan terus-menerus mencari celah sehingga membersitkan pertanyaan mengenai lini belakang Italia.
Sebuah terobosan cepat dari tim Italia, yang berpuncak kepada penyelesaian berkelas dari Federico Chiesa, membawa Azzurri unggul pada waktu tepat satu jam. Ini adalah gol yang menunjukkan apa yang telah ditanamkan Mancini kepada timnya.
Kiper Gianluigi Donnarumma cepat dan waspada saat sodoran cerdasnya meluncur saat jeda dan Chiesa dengan pasti mengarahkan bola ke sudut jauh.
Dan setelah Alvaro Morata yang masuk lapangan dari bangku cadangan menyamakan kedudukan pada menit ke-80, Italia tak terlihat terpojok atau panik menghadapinya, tidak pula patah arang.
Timnas Italia. REUTERS/Frank Augstein
Ada pertahanan membaja Italia yang sudah menjadi ciri khas. Tapi kunci mereka sebenarnya adalah fokus kepada tekanan yang energik dan ketepatan di sepertiga terakhir lapangan. Ini adalah buah transformasi yang dilakukan Mancini kepada sebuah tim yang memalukan bangsa tiga tahun lalu.
Selanjutnya: Saling Percaya <!--more--> Mereka percaya satu sama lain, mereka percaya kepada pelatih mereka dan bahwa kepercayaan diri dan persatuan telah melontarkan mereka ke final. Itulah resep lain dari Timnas Italia.
Azzurri seketika menciptakan dampak dalam turnamen ini lewat penampilan menawan mereka dalam penyisihan grup dengan mengalahkan Turki dan Swiss semuanya dengan 3-0.
Para pakar memuji energi dan ketepatan tim Mancini tetapi pada fase gugur mereka telah menunjukkan bahwa mereka masih memiliki kualitas sepak bola Italia yang lebih tradisional.
Mereka membutuhkan waktu tambahan untuk melewati hadangan Austria pada 16 besar dan kemudian menang 2-1 atas Belgia dengan disiplin sebelum melewati ujian terberat mereka.
Pelatih Italia Roberto Mancini. REUTERS/Alberto Lingria
Donnarumma adalah pahlawan setelah menangkis tendangan penalti Morata yang melahirkan kemenangan dan dia dengan cepat menunjukkan kualitas yang telah membawa timnya selama ini.
"Kami tinggal selangkah lagi mewujudkan impian kami. Spanyol sangat kuat, tetapi tim Italia ini sangat berani , kami tidak pernah menyerah," kata dia seperti dikutip Reuters.
Di final Euro 2020, yang akan berlangsung Ahad malam 11 Juli 2021, Timnas Italia mengejar gelar Piala Eropa keduanya setelah yang diraih pada 1968.