Hendrawan dan Flandy Limpele Ungkap Perbedaan Pembinaan Bulu Tangkis di Malaysia
Reporter
Irsyan Hasyim (Kontributor)
Editor
Nurdin Saleh
Sabtu, 28 Agustus 2021 12:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Seperti apa perbedaan pembinaan bulu tangkis di Malaysia dan di Indonesia? Dua pelatih Indonesia yang melatih di negeri Jiran, Hendrawan dan Flandy Limpele, menjelaskannya.
Pelatih tunggal putra Malaysia, Hendrawan, telah 12 tahun melatih di bawah naungan Asosiasi Badminton Malaysia (BAM). Ia mengatakan fokus pembinaan pemain muda pada Pemusatan latihan yang berada di setiap daerah.
Hal ini berbeda dengan konsep di Indonesia yang atlet potensial berlatih di klub besar seperti PB Jaya Raya, PB Djarum, maupun PB Tangkas sebelum direkrut masuk ke Pelatnas oleh PBSI.
"Kalau di sini konsepnya semuanya kebanyakan dari provinsi, setiap provinsi ada pembinaan, ada Pelatda. Di sini provinsi punya peranan penting untuk pembinaan bulu tangkis," ujar Hendrawan saat dihubungi Tempo, Selasa, 24 Agustus 2021.
Pelatih berusia 49 tahun menuturkan atlet terbaik Malaysia dari setiap provinsi bakal mengikuti seleksi tahunan untuk bergabung ke Pelatnas. Untuk konsep, Hendrawan menyebutkan mirip Pelatnas Cipayung yang diberi nama Akademi Badminton Malaysia yang berada di Bukit Kiara. Dulu pernah ada juga pusat pembinaan pemain di Bukit Jalil Sports School.
"Sekarang dijadikan satu di bawah Akademi Badminton Malaysia," kata Hendrawan yan pernah melatih tunggal putri Indonesia dari periode 2004-2009.
Hendrawan menyebutkan atlet yang berada di Akademi Badminton Malaysia dari pemain junior U-13 sampai pemain senior seperti tunggal putra Lee Zii Jia maupun ganda putra Aaron Chia/Soh Wooi Yik.
"Cuma waktu latihan atlet junior dan senior berbeda, tapi tinggal jadi satu di asrama Akademi Badminton Malaysia," kata dia.
Selanjutnya: Kata Flandy Limpele
<!--more-->
Perbedaan model pembinaan di Negeri Jiran dan Indonesia ini juga disampaikan oleh pelatih asal Indonesia lainnya Flandy Limpele yang menangani ganda putra Malaysia sejak 2020. Di Malaysia, Flandy mengatakan, tidak ada pembinaan pada level klub seperti ada di Indonesia.
"Yang ada akademi saja, kalau ada yang bagus bisa masuk ke tim junior BAM (Asosiasi Badminton Malaysia) untuk sekolah dan berlatih setelah lulus sekolah jika dianggap mumpuni mereka masuk ke camp senior BAM nasional team," ujar Flandy saat dihubungi Tempo, Senin, 23 Agustus 2021.
Pembinaan pemain muda dilakukan oleh pengurus BAM di tingkat provinsi. Jadi, kata Flandy, pemain muda bisa memilih berlatih di akademi bulu tangkis yang diinginkan. "Tapi tetap si pemain tersebut harus melalui pengurus provinsi dia berasal ketika masuk BAM di level nasional," ucap peraih medali perunggu Olimpiade Athena 2004 bersama Eng Hian tersebut.
Berdasarkan data Masyarakat Pemerhati Badminton Indonesia pada tahun 2020, terdapat 3.152 perkumpulan atau klub bulu tangkis yang ada di Indonesia. Jumlah atlet yang berlatih sekitar 33.366 orang. Sejumlah klub rutin menyumbangkan pemainnya ke Pelatnas PBSI. Klub itu antara lain PB Jaya Raya, PB Djarum, PB Tangkas, PB Exist, PB Mutiara Cardinal, dan PB Suryanaga.
IRSYAN HASYIM