TEMPO.CO, Jakarta - Petenis remaja asal Inggris, Emma Raducanu, berhasil mencapai babak final US Open setelah mengukir kemenangan atas Maria Sakkari, dengan skor 6-1, 6-4 di Arthur Ashe Stadium, Amerika Serikat, Kamis, 9 September atau Jumat WIB, 10 September 2021. Ia menjadi petenis kualifikasi pertama yang berhasil menembus babak final Grand Slam.

Disaksikan oleh Virginia Wade, petenis putri terakhir yang mencapai prestasi itu di Wimbledon pada tahun 1977, Raducanu menghasilkan kemenangan meyakinkan atas unggulan ke-17 asal Yunani tersebut. Selain menjadi petenis kualifikasi pertama, ia juga menjadi petenis Inggris pertama di nomor tunggal putri yang melenggang ke partai final dalam 44 tahun terakhir.

Setelah melalui tiga pertandingan kualifikasi untuk mencapai babak utama, dia tidak kehilangan satu set pun dalam sembilan pertandingannya di Flushing Meadows. Ini hanya turnamen Grand Slam kedua Raducanu dan tur keempat dalam karier profesionalnya.

Sebelum dia melaju ke babak 16 besar Wimbledon awal musim panas ini, Raducanu berada di peringkat 336 dunia. Kemenangan ini menempatkannya di ambang peringkat 30 besar setelah dipastikan menjadi nomor satu wanita Inggris baru dengan mencapai empat besar di Flushing Meadows.

Seusai pertandingan, Raducanu mengatakan, "Sejujurnya hari ini saya tidak memikirkan orang lain kecuali diri saya sendiri. Saya memiliki momentum, saya hanya benar-benar ingin berterima kasih kepada tim saya, LTA, dan semua orang di rumah atas dukungan mereka. Saya tidak akan berada di sini tanpa mereka."

"Malam ini bermain di bawah lampu di Arthur Ashe, itu salah satu hal paling ikonik di tenis dan saya sangat bersemangat untuk datang ke sini dan bermain di depan kalian. Terima kasih sudah datang," ujar Raducanu.

Raducanu akan menghadapi sesama petenis remaja, Leylah Fernandez, pada partai final US Open yang akan berlangsung pada Sabtu, 11 September atau Ahad WIB, 12 September 2021. Menanggapi partai final tersebut, Raducanu mengatakan, "Apakah ada ekspektasi di partai final nanti? Saya seorang petenis kualifikasi, jadi secara teknis, di atas kertas, tidak ada tekanan pada diri saya."

REUTERS | BBC

Baca juga: Kejutan Leylah Fernandez Berlanjut, Lolos ke Final US Open Usai Tekuk Sabalenka