Novak Djokovic: Keputusan Melarang Petenis Rusia di Wimbledon Salah

Selasa, 24 Mei 2022 13:07 WIB

Tennis - ATP Masters 1000 - Madrid Open - Caja Magica, Madrid, Spain - May 3, 2022 Serbia's Novak Djokovic reacts during his second round match against France's Gael Monfils REUTERS/Juan Medina

TEMPO.CO, Jakarta - Petenis nomor satu dunia Novak Djokovic melontarkan kritik atas keputusan Wimbledon melarang pemain Rusia dan Belarusia dari turnamen tenis lapangan rumput tersebut. Menurut dia, keputusan larangan tersebut salah dan mengabaikan rasa hormat.

All England Lawn Tennis Club (AELTC) mengambil keputusan menyusul invasi Rusia ke Ukraina pada Februari lalu. Belarusia dianggap menjadi pendukung kebijakan Presiden Vladimir Putin tersebut.

Akibat keputusan larangan tersebut, Wimbledon kehilangan poin penentuan peringkat oleh ATP dan WTA Tours karena keputusannya untuk mengecualikan pemain dari kedua negara. Peringkat menentukan kemampuan pemain untuk memasuki acara utama dan penentuan unggulan.

“Pada level pribadi, tentu saja, tanpa mendapatkan kesempatan untuk bermain dan mempertahankan 4.000 poin dari Australia dan Wimbledon, saya akan kehilangan poin tahun ini. Saya sangat terpengaruh oleh keputusan itu,” kata Djokovic dikutip dari Reuters.

Djokovic, yang melewatkan Australia Open 2022 karena polemik vaksinasi COVID-19 dengan pemerintah Australia, menilai tanggapan ATP dan WTA terhadap keputusan Wimbledon adalah reaksi terhadap kesalahan.

Advertising
Advertising

“Secara kolektif saya senang para pemain berkumpul dan menunjukkan kepada Grand Slam bahwa ketika ada kesalahan yang terjadi, kami harus menunjukkan bahwa akan ada beberapa konsekuensinya,” kata dia.

"Saya pikir itu larangan Wimbledon adalah keputusan yang salah. Saya tidak mendukung itu sama sekali. Tetapi pada saat ini, kebijakan itu juga menjadi subjek yang sensitif dan apa pun yang Anda putuskan akan menciptakan banyak konflik. Sayangnya tidak pernah ada komunikasi yang kuat yang datang dari Wimbledon. Itu sebabnya saya pikir itu salah," ujar Djokovic.

Badan pengatur tenis sendiri telah melarang Rusia dan Belarusia dari kompetisi tim internasional. Namun, mereka mengizinkan pemain dari kedua negara untuk bersaing sebagai pemain netral.

Langkah Wimbledon telah dikutuk oleh badan pengatur tenis sebagai tindakan diskriminatif. "Ini adalah situasi yang sangat unik dan aneh, tetapi Grand Slam adalah Grand Slam," kata Djokovic, seraya menambahkan bahwa dia berencana untuk bermain di turnamen tersebut.

"Wimbledon selalu menjadi impian saya sejak saya masih kecil. Saya tidak melihatnya hanya sebagai poin atau jumlah hadia, tetapi harus ada beberapa standar dengan saling menghormati. Ini adalah salah satu dari jenis keputusan di mana akan selalu ada seseorang yang akan lebih menderita," ujar Djokovic.

Baca juga : Novak Djokovic Berjuang Kembali ke Performa Terbaik

Berita terkait

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

13 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

3 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

4 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

5 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

5 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

6 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

7 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya