Kilas Balik Tragedi Estadio Nacional Peru, Bencana Terburuk Sepak Bola Dunia

Selasa, 4 Oktober 2022 14:22 WIB

Tragedi Estadio Nacional Disaster pada 24 Mei 1964 yang juga dikenal sebagai bencana sepak bola Lima, merupakan bencana terbesar sepanjang sejarah sepak bola di dunia. Tragedi itu terjadi di Estadio Nacional di Lima, Peru, saat pertandingan antara Peru melawan Argentina. Kala itu, kepolisian yang bertugas di Estadio Nacional menembakkan gas air mata di kerumunan suporter yang menyebabkan kericuhan semakin menjadi-jadi. Akibatnya, 328 orang tewas dan sekitar 500 korban mengalami luka-luka. PERUVIAN INSTITUTE OF SPORT

TEMPO.CO, Jakarta - Jauh sebelum Tragedi Kanjuruhan terjadi, Estagio Nacional Peru tercatat menjadi menjadi salah satu arena terjadinya bencana terburuk dalam sejarah sepak bola dunia. Insiden yang menewaskan lebih dari 300 korban jiwa dan 500 orang luka-luka ini terjadi pada 24 Mei 1964 di Stadion Nasional, Lima, Ibu Kota Peru.

Peru menjadi tuan rumah dalam turnamen sepak bola Olimpiade Tokyo 1964 untuk babak kualifikasi dengan menghadapi Argentina. Ketika menjamu Argentina di rumahnya sendiri, Peru tengah berada di urutan kedua dalam klasemen sementara grup Amerika Selatan.

Timnas sepak bola Peru yang percaya diri bisa lolos ke Olimpiade. Mereka hanya membutuhkan hasil imbang saat melawan Argentina. Musababnya, Peru akan bermain melawan Brasil di pertandingan terakhir mereka.

Keputusan Wasit Menjadi Pemicu

Pada awal pertandingan, Peru tertinggal 0-1 dari Argentina. Tuan rumah terus menyerang untuk mencetak gol penyeimbang. Akhirnya mereka berhasil menyamakan kedudukan lewat gol Kilo Lobaton. Namun, gol tersebut dianulir oleh wasit asal Uruguay, Angel Eduardo Pazos, sehingga memicu kemarahan para penonton.

Advertising
Advertising

“Kami menyerang, mereka (Argentina) bertahan, dan terus berlanjut hingga pada satu momen saat bek Argentina hendak membuang bola, pemain kami, Kilo Lobato, mengangkat kakinya guna memblokir dan bola itu masuk ke gawang. Tetapi, wasit menyatakan itu pelanggaran, jadi golnya tidak sah, itu membuat mereka marah,” kata legenda sepak bola Peru, Hector Chumpitaz.

Secara mendadak, dua pendukung Peru memasuki lapangan, pendukung pertama dikenal sebagai Bomba yang mencoba meninju wasit. Suporter kedua adalah Edilberto Cuenca yang mengungkapkan kekecewaan atas keputusan wasit. Cuenca mendapatkan serangan secara brutal dari polisi yang memukuli dan menendangnya, bahkan membiarkan anjing pelacak mereka mencabik pakaiannya.

Dalam hitungan detik, kerumunan pendukung yang marah mulai melempari polisi dengan berbagai arah. Selain itu, puluhan orang juga berusaha meninggalkan lapangan. Situasi menjadi tidak terkendali pada stadion yang berkapasitas 53.000 penonton itu yang semakin penuh dan sesak. Orang-orang mulai menuruni tangga menuju gerbang keluar.

Sesampainya di gerbang, mereka melihat gerbang itu terkunci dan membuat harus berbalik kembali ke tribun. Polisi mulai melemparkan gas air mata yang menyebabkan kegaduhan antar pendukung yang bertubrukan dan saling terinjak ketika mencari jalan keluar.

Sebanyak 328 Orang Tewas dan 500 Luka Parah

Kerusuhan tidak berakhir begitu pintu keluar terbuka. Setelah para pendukung yang selamat keluar dari stadion, mereka mulai terlibat dalam pertarungan dengan polisi bersenjata di jalanan. Hakim Benjamin Castaneda, yang ditunjuk menyelidiki bencana ini, memutuskan bahwa mereka yang tewas akibat tembakan tidak akan dimasukan ke dalam penghitungan resmi kematian.

Itu terjadi karena Castaneda tidak berhasil menemukan petunjuk apapun mengenai mayat dengan luka tembak dari berbagai rumah sakit. “Sesampainya di kamar mayat, saya bertemu seseorang yang saya kenal,” kata Castaneda

<!--more-->

Dia kemudian bertanya apakah ada dua mayat dengan luka tembak di rumah sakit tersebut, kemudian orang yang dikenalnya menjawab, “Ya, tetapi mereka baru saja mengambilnya.”

Dalam laporannya, Castaneda mengatakan bahwa, “Jumlah korban yang diberikan pemerintah tidak mencerminkan jumlah korban yang sebenarnya. Karena itu, ada sebuah kecurigaan kuat tentang pemindahan rahasia mereka (mayat yang tewas oleh peluru)."

Jumlah resmi kematian tragedi Estadio Nacional Peru adalah sebanyak 328 orang meninggal dunia, dan 500 orang lainnya mengalami luka parah. Angka itu kemungkinan itu jauh lebih besar karena banyaknya laporan tentang orang-orang yang meninggal akibat luka tembak.

Dalam sebuah rincian, sebanyak 80 persen dari yang meninggal adalah orang dewasa, sebagian besar dari mereka berusia 18-22 tahun. Sebanyak 10 persen korban adalah anak-anak dan 10 persen lainnya adalah wanita. Berdasarkan data perawatan, diperkirakan sebagian besar korban meninggal karena mati lemas dan trauma pada saat orang-orang berhamburan mencari jalan keluar.

Berkabung Nasional selama Sepekan

Sehari setelah tragedi, tepatnya pada 25 Mei 1964, pemerintah memberikan Dekrit yang berisi mengenai satu minggu berkabung untuk mereka yang telah meninggal. Semua kehiata publik dibatalkan dan kebijakan mengibarkan bendera nasional setengah tiang diberlakukan.

Keputusan untuk mengurangi kapasitas penonton Stadion Nasional Peru juga dilakukan. Kapasitas stadion menjadi 42.000 penonton. Sejak itu, stadion mengalami beberapa renovasi, terutama pada tahun 1992, 1996, 2004, dan 2010.

Selain itu, Jorge Azambuja, komandan polisi yang memberi perintah untuk menembakkan gas air mata, dijatuhi hukuman 30 bulan penjara. Hukuman lainnya diberikan kepada Hakim Benjamin Castaneda. Dia didenda karena terlambat menyerahkan laporannya selama enam bulan, serta gagal untuk mendatangi semua otopsi sebanyak 328 yang seharusnya dia lakukan. Laporannya juga ditolak.


Bagaimana dengan Tragedi Kanjuruhan?

Indonesia juga memiliki sejarah kekerasan dan hooliganisme sepak bola, terutama di pusat kota besar seperti Jakarta. Namun, skala insiden tragedi Kanjuruhan belum pernah terjadi sebelumnya. Kejadian ini termasuk yang terburuk secara global dalam beberapa dekade terakhir. Setelah tragedi Estadio Nacional, Lima, pada akhir 1980-an, sebanyak 96 pendukung Liverpool tewas dalam tragedi Hillsborough di Sheffield.

Polisi berusaha menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Polda Jatim mencatat jumlah korban jiwa dalam kerusuhan tersebut sementara sebanyak 127 orang. REUTERS TV melalui REUTERS

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD telah membentuk tim pencari fakta independen untuk menyelidiki tragedi Kanjuruhan. Adapun Presiden Joko Widodo telah memerintahkan asosiasi sepak bola negara itu untuk menangguhkan semua pertandingan di liga teratas, yang dikenal sebagai Liga 1.

FIFA telah meminta laporan tentang insiden tersebut. Badan sepak bola dunia tersebut bahkan menggambarkan tragedi itu sebagai hari yang gelap bagi semua yang terlibat di dunia sepak bola.

Pemerintah akan memberikan Rp 50 juta sebagai kompensasi untuk setiap keluarga korban, sementara ratusan orang lainnya yang terluka akan dirawat secara gratis. Ada juga seruan bagi polisi dan organisasi sepak bola untuk merumuskan cara bekerja lebih erat untuk mencegah bencana serupa di masa depan.

FOOTBALL STADIUM | REUTERS | ELCOMERCIO | BBC | DESY ALHAMDIANA PUTRI

Baca juga : Ini Pesan Organisasi Hillsborough untuk Korban Tragedi Kanjuruhan

Berita terkait

Fernando Morientes Pajang Trophy Liga Champions di Indonesia, Bicara Fanatisme Suporter Tanah Air

1 hari lalu

Fernando Morientes Pajang Trophy Liga Champions di Indonesia, Bicara Fanatisme Suporter Tanah Air

Fernando Morientes singgung bagaimana kegilaan penggemar sepak bola Indonesia yang rela menonton Laga Liga Champions tengah malam.

Baca Selengkapnya

Klasemen Liga 1 dan Rekap Hasil Pekan Ke-33 Usai Persija Jakarta Kalahkan RANS Nusantara FC 1-0

1 hari lalu

Klasemen Liga 1 dan Rekap Hasil Pekan Ke-33 Usai Persija Jakarta Kalahkan RANS Nusantara FC 1-0

RANS Nusantara FC harus menerima kekalahan dari Persija Jakarta pada pekan ke-33 Liga 1. Terancam degradasi.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga 1: PSIS Semarang Jaga Peluang ke Championship Series, Persita Tangerang Kalahkan Persis Solo

1 hari lalu

Hasil Liga 1: PSIS Semarang Jaga Peluang ke Championship Series, Persita Tangerang Kalahkan Persis Solo

PSIS Semarang menjaga asa lolos Championship Series seusai mengalahkan Persikabo 1973 dengan skor 3-0 pada pekan ke-33 Liga 1.

Baca Selengkapnya

Rekap Hasil, Top Skor, Klasemen Liga 1: Persib Bandung Menang, Arema FC Kalahkan PSM Makassar 3-2

2 hari lalu

Rekap Hasil, Top Skor, Klasemen Liga 1: Persib Bandung Menang, Arema FC Kalahkan PSM Makassar 3-2

Arema FC berhasil memetik kemenangan dramatis saat menjamu PSM Makassar pada pekan ke-33 Liga 1.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga 1: Sama-sama Sudah Lolos Championship Series, Persib Bandung Kalahkan Borneo FC 2-1

2 hari lalu

Hasil Liga 1: Sama-sama Sudah Lolos Championship Series, Persib Bandung Kalahkan Borneo FC 2-1

Persib Bandung menutup laga kandang terakhir pada putaran kedua dalam lanjutan Liga 1 2023/2024 dengan kemenangan. Mereka mengalahkan Borneo FC 2-1.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga 1: Bhayangkara FC Menang Telak 5-1 atas Barito Putera, Matias Mier Cetak Hattrick

2 hari lalu

Hasil Liga 1: Bhayangkara FC Menang Telak 5-1 atas Barito Putera, Matias Mier Cetak Hattrick

Bhayangkara FC mengalahkan Barito Putera pada pekan ke-33 Liga 1 2024-2024.

Baca Selengkapnya

Hasil dan Klasemen Liga 1: Persik Kediri vs PSS Sleman Berakhir Imbang 4-4, Flavio Silva Hattrick

3 hari lalu

Hasil dan Klasemen Liga 1: Persik Kediri vs PSS Sleman Berakhir Imbang 4-4, Flavio Silva Hattrick

Persik Kediri gagal menuai poin penuh saat menjamu PSS Sleman pada pekan ke-33 Liga 1 2023-2024 di Stadion Brawijaya.

Baca Selengkapnya

Hasil, Top Skor, Klasemen Liga 1 Pekan Ke-33: Bali United Jadi Tim Ketiga Lolos ke Championships Series

3 hari lalu

Hasil, Top Skor, Klasemen Liga 1 Pekan Ke-33: Bali United Jadi Tim Ketiga Lolos ke Championships Series

Bali United menjadi tim ketiga yang lolos babak Championship Series alias empat besar Liga 1 2023-2024.

Baca Selengkapnya

Jadwal Live dan Prediksi Persebaya Surabaya vs Bali United di Liga 1 Pekan Ke-33 Hari Ini

3 hari lalu

Jadwal Live dan Prediksi Persebaya Surabaya vs Bali United di Liga 1 Pekan Ke-33 Hari Ini

Duel Persebaya Surabaya vs Bali United akan menjadi laga pembuka pekan ke-33 Liga 1 2023-2024.

Baca Selengkapnya

Rekap Hasil dan Klasemen Liga 1 Pekan Ke-32 Usai PSIS Semarang Kalahkan RANS Nusantara FC 2-1

5 hari lalu

Rekap Hasil dan Klasemen Liga 1 Pekan Ke-32 Usai PSIS Semarang Kalahkan RANS Nusantara FC 2-1

PSIS Semarang memanaskan persaingan perebutan empat besar Liga 1 2023-2024 setelah berhasil menaklukkan RANS Nusantara FC.

Baca Selengkapnya