Erick Thohir Sebut Didukung Jokowi untuk Berantas Mafia Pengaturan Skor Sepak Bola, Bagaimana Modusnya?

Rabu, 3 Mei 2023 13:01 WIB

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. (pssi.org)

TEMPO.CO, Jakarta - Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI menyebut bahwa Presiden Jokowi memberi dukungan penuh bagi dirinya untuk memberantas mafia pengaturan skor di sepak bola Indonesia. Hal tersebut diungkap oleh Erick Thohir secara bersamaan dengan pembentukan Satuan Tugas atau Satgas yang nantinya akan berfokus pada pemberantasan mafia pengaturan skor.

“Presiden mendukung penuh pembentukan Satgas pengaturan skor. Mendukung penuh,” ujar Erick Thohir menegaskan dukungan penuh Presiden Jokowi terhadap pembentukan Satgas pengaturan skor dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 28 April 2023.

Selain dukungan dari Presiden Joko Widodo, langkah Erick Thohir juga diapresiasi dan didukung oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo. Seperti dilansir dari laman antaranews.com, Kapolri menyatakan bahwa institusi kepolisian mendukung upaya PSSI untuk membersihkan diri sekaligus membantu penyelenggaraan semua kompetisi yang dibina oleh PSSI.

“Saya kira kami Polri siap mendukung penuh, dan kami telah mempersiapkan satgas anti mafia bola untuk mengawal kebijakan ini sehingga ke depan dalam upaya pembentukan sepak bola yang fair dalam rangka kita bisa mendapatkan atlet-atlet yang betul-betul bisa dipersiapkan untuk menghadapi kejuaraan-kejuaraan tingkat nasional dan internasional bisa terwujud,” ujar Listyo seperti dilansir dari laman antaranews.com pada Minggu, 19 Februari 2023 lalu.

Selain dukungan dari Presiden Jokowi dan Kapolri Jenderal Listyo, langkah pembentukan Satgas pengaturan skor juga didukung oleh eks Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali. Wakil Ketua Umum PSSI tersebut memastikan bahwa nantinya antara PSSI dan pemerintah akan selalu selaras.

Advertising
Advertising

“Selama pemerintah dan PSSI bergandengan tangan, insya Allah akan lanjut. Tapi begitu pemerintah dan PSSI, satu ke kanan, satu ke kiri, itu tidak akan langgeng. Saya pastikan,” ujar Zainudin.

Modus Pengaturan Skor

Pengaturan skor atau match fixing merupakan jenis tindak kriminal yang secara umum terjadi di dunia olahraga. Dalam dunia sepak bola, tindak kejahatan tersebut terjadi secara terorganisir dan berkaitan erat dengan manipulasi pertandingan dan pengaturan skor.

Menurut artikel ilmiah yang diterbitkan oleh Alexzander Rinaldy dan Dian Adriawan Daeng Tawang dengan judul “Kriminalisasi Match Fixing dalam Pertandingan Sepak Bola di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1980 Tentang Tindak Pidana Suap”, menyebut bahwa tindakan pengaturan skor dan manipulasi pertandingan biasanya telah direncanakan secara kriminal dan berada pada tingkat transnasional yang termasuk dalam kejahatan judi, maupun korupsi secara personal atau bahkan kelembagaan.

Biasanya hal tersebut lebih sering menyerang klub yang bermain di liga suatu negara tertentu daripada kompetisi besar yang diselenggarakan oleh FIFA dan melibatkan tim nasional.

Masih dilansir dari artikel yang sama, berikut merupakan deretan peristiwa pengaturan skor yang pernah terjadi di Indonesia.

Peristiwa Surabaya

Pada Kejurnas PSSI 1961, terdapat pertandingan yang mempertemukan PSM Makassar melawan Persebaya Surabaya. Laga yang digelar di Stadion Tambaksari, 17 Juni 1961 tersebut secara mengejutkan berakhir mengejutkan dengan skor seri, padahal pada saat itu Persebaya Surabaya tergolong tim yang tidak kuat dan saat pertandingan berlangsung, Persebaya sempat tertinggal 1-3.

Namun demikian setelah diselidiki, ternyata Ramang dan Noorsalam yang merupakan pemain PSM Makassar terbukti menerima suap. Suap tersebut diberikan agar nantinya Ramang dan Noorsalam menyia-nyiakan peluang yang didapat oleh PSM Makassar sehingga tidak menyebabkan keunggulan bagi PSM Makassar.

Suap Wasit

Selain yang melibatkan pemain, kasus pengaturan skor juga melibatkan wasit pertandingan. Pada 2000, menurut pengakuan Simon Legiman, manajer PSIS Semarang, dirinya pernah menyuap wasit Muchlis jelang laga antara Arema Malang melawan PSIS Semarang pada gelarang Liga Indonesia VI.

Dalam kasus tersebut, Simon mengakui bahwa bukan dirinya yang ingin menyuap, tetapi Muchlis sendiri yang menawari. Pada perjanjian tersebut, Muchlis meminta Rp 3 juta jika seri dan Rp 5 juta apabila menang, tetapi skor akhir pun menunjukkan kekalahan PSIS Semarang padahal Simon telah membayar uang muka Rp 1 juta.

Pilihan Editor: Kapolri Dukung Ketua Umum PSSI yang Ingin Berantas Pengaturan Skor

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Jokowi Berlakukan Kelas Rawat Inap Standar BPJS Kesehatan, Rumah Sakit Diklaim Sudah Siap

3 jam lalu

Jokowi Berlakukan Kelas Rawat Inap Standar BPJS Kesehatan, Rumah Sakit Diklaim Sudah Siap

Presiden Jokowi menerapkan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan. Dirut BPJS Kesehatan klaim pihak rumah sakit sudah siap.

Baca Selengkapnya

Profil Nahdlatul Wathan, Organisasi Massa Islam Pertama Bangun Ekosistem di IKN

4 jam lalu

Profil Nahdlatul Wathan, Organisasi Massa Islam Pertama Bangun Ekosistem di IKN

Nahdlatul Wathan (NW) menjadi organisasi massa Islam pertama yang membangun ekosistem di Ibu Kota Nusantara (IKN). Begini profilnya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Sinyal Bansos Beras Dilanjutkan sampai Desember 2024

6 jam lalu

Jokowi Beri Sinyal Bansos Beras Dilanjutkan sampai Desember 2024

Dalam Pilpres 2024, pemberian bansos beras oleh Jokowi dikritik lawan politik hingga kelompok sipil sebagai upaya cawe-cawe.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Jadi Ujian Terakhir Presiden Jokowi, Memperbaiki atau Merusak?

7 jam lalu

Pansel KPK Jadi Ujian Terakhir Presiden Jokowi, Memperbaiki atau Merusak?

Sejumlah pihak menyatakan pembentukan Pansel KPK menjadi ujian terakhir bagi pemerintahan Presiden Jokowi. Pemberantasan korupsi semakin suram?

Baca Selengkapnya

5 Fakta Liga 1 Putri akan Dihidupkan Kembali untuk Bentuk Timnas Putri yang Lebih Baik

9 jam lalu

5 Fakta Liga 1 Putri akan Dihidupkan Kembali untuk Bentuk Timnas Putri yang Lebih Baik

Wacana menghidupkan kembali liga sepak bola putri muncul menyusul kekalahan telak timnas putri Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Jadi Presiden Kedua setelah Gus Dur Sambangi Kabupaten Muna

9 jam lalu

Jokowi Jadi Presiden Kedua setelah Gus Dur Sambangi Kabupaten Muna

Keterangan tertulis Sekretariat Presiden menyebut Jokowi disambut lautan masyarakat saat meninjau Pasar Laino Raha, Kabupaten Muna.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan, Ini Penggantinya

10 jam lalu

Jokowi Resmi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan, Ini Penggantinya

Jokowi resmi menghapus sistem kelas melalui Perpres Nomor 59 tahun 2024 tentang Jaminan Kesehatan atau BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Ragam Reaksi terhadap Pembentukan Pansel KPK oleh Presiden Jokowi

10 jam lalu

Ragam Reaksi terhadap Pembentukan Pansel KPK oleh Presiden Jokowi

Novel Baswedan menilai dalam proses pemilihan Pansel KPK akan terlihat ada atau tidaknya keinginan Jokowi memberantas korupsi.

Baca Selengkapnya

Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Program Terdekat Minta Penegak Hukum Adili Jokowi

10 jam lalu

Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Program Terdekat Minta Penegak Hukum Adili Jokowi

Partai Negoro yang didirikan Faizal Assegaf dan kawan-kawan diluncurkan kemarin. Program jangka pendek mereka minta penegak hukum adili Jokowi.

Baca Selengkapnya

Aktivis Antikorupsi Beri Saran Jokowi untuk Pansel KPK, Novel Baswedan: Ujian Terakhir Pemerintah

10 jam lalu

Aktivis Antikorupsi Beri Saran Jokowi untuk Pansel KPK, Novel Baswedan: Ujian Terakhir Pemerintah

Presiden Jokowi akan mengumumkan Pansel KPK bulan ini. Sejumlah aktivis antikorupsi memberi masukan, termasuk Novel Baswedan.

Baca Selengkapnya