Mantan peringkat pertama dunia ini akhirnya menyerah dari petenis pemegang wild-card Josselin Quana dengan 7-6 (2), 7-6 (4), 4-6, 3-6, 10-8.
“Saya tidak bisa katakan saya bermain dengan yang terbaik yang saya miliki. Tentu saja tidak,” tandas Safin, yang dua kali juara Grand Slam. “Memang sedikit mengecewakan bagi saya, tapi harus dicoba dan dicoba dan dicoba.”
Sementara Quana mengakui Safin bekerja keras. “Dia bertarung sampai titik darah terakhir dan saya harus menghargainya.”
Safin dalam sejarahnya dikenal sebagai anak nakal yang suka membanting raket, memukul bola ke arah penonton, bahkan mengeluh dengan mahalnya harga spaghetti di Wimbledon. Semua tingkahnya itu tak terlihat saat kalah dari Quana.
“Dengan segala hormat, saya berusaha untk menjadi laki-laki yang mengakhiri sesuatunya dengan baik,” ujarnya.
AP| ROLANDGARROS| NUR HARYANTO