TEMPO Interaktif, Jakarta - Ganda putra Indonesia Muhammad Ahsan/Bona Septano menjuarai Turnamen Grand Prix Gold Filipina Terbuka, Minggu (5/7). Mereka mengalahkan pasangan non pelatnas Alvent Yulianto/Hendra Aprida Gunawan 10-21, 21-14, 21-17. Di mata pelatih ganda putra, Sigit Pamungkas, kemenangan anak asuhnya lebih didorong oleh faktor teknis yang lebih baik. “Kecepatan pergerakan mereka (Bona/Ahsan) lebih dominan sepanjang pertandingan,” kata Sigit melalui pesan singkatnya.
Dengan kemenangan ini, Sigit menyatakan pasangan muda ini mendapatkan modal yang bagus untuk turnamen selanjutnya. “Kepercayaan diri mereka semakin besar, sehingga kita hanya perlu meningkatkan kualitas teknisnya saja,” katanya.
Setelah turnamen ini, Bona/Ahsan akan turun pada kejuaraan dunia yang digelar di Hyderabad, India Agustus mendatang. Sigit menyatakan dirinya sangat terbantu dengan kemenangan yang diraih anak asuhnya itu. Meski begitu, Sigit juga melihat pentingnya peningkatan kualitas teknik Bona/Ahsan. “Saya masih melihat mereka sebagai pemain papan tengah. Mereka harus dipersiapkan lagi untuk menghadapi pemain-pemain papan atas,” katanya.
Sigit menambahkan bahwa Bona/Ahsan juga tidak terlalu ditekankan untuk meraih prestasi cemerlang di kejuaraan dunia nanti. Menurutnya, pasangan muda ini memang lebih dipersiapkan untuk mendulang prestasi di tahun-tahun mendatang. “Mereka kali ini lebih diberikan banyak pengalaman dulu, baru mulai tahun depan mereka diharapkan bisa menjadi pemain papan atas,” katanya. Sigit bahkan sudah menargetkan agar Bona/Ahsan dapat menjadi tumpuan untuk Indonesia di Olimpiade London 2012 nanti.
Sukses Bona/Ahsan di Filipina sayangnya tidak mampu diikuti pasangan ganda putri Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari. Pasangan yang menjadi unggulan satu – sama seperti Bona/Ahsan – tunduk dari pasangan Cina Gao Ling/Wei Liyi 11-21, 11-21. Pasangan Cina ini jugalah yang sebelumnya menghentikan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari di babak ketiga.
Pelatih ganda putri Aryono Miranat menilai anak-anak asuhnya memang masih sulit menembus pemain sekelas Gao Ling. “Meski bukan lagi merupakan tim nasional Cina, kualitas mereka (Ling/Liyi) masih bagus. Mereka juga merupakan pemain yang matang dan berpengalaman,” kata Aryono melalui pesan singkatnya.
Bagi Aryono, hasil yang didapatkan dari Filipina Terbuka ini akan menjadi tambahan pengalaman dan kematangan anak-anak asuhnya. “Anggap saja ini merupakan bagian dari proses pembelajaran untuk ke depannya,” katanya.