TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) hanya menurunkan satu atlet remaja dalam Kejuaraan Dunia Remaja di Bressanone, Italia yang berlangsung pada 8-12 Juli ini. Rizki Latief menjadi satu-satunya wakil Indonesia dan akan turun pada nomor lari 100 meter putra.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PASI Budi Darma menyatakan pilihan jatuh pada Rizki karena memang dia merupakan sprinter remaja terbaik untuk saat ini. Jika diliat dari catatan waktu, Rizki sudah memiliki catatan waktu terbaik 10,98 detik. Adapun catatan itu sudah melewati batas kualifikasi yang ditentukan yaitu 11,35 detik.
Meski demikian, Budi tidak terlalu berharap banyak pada Rizki dalam kejuaraan tingkat dunia ini. “Persaingannya sangat berat, tahun lalu pun kita juga tidak bisa mendapatkan medali,” katanya. Menurut Budi, setidaknya Rizki dapat memperbaiki catatan waktunya dalam kejuaraan tahunan ini.
Indonesia memang hanya bisa mendapatkan satu kuota peserta dalam kejuaraan dunia ini. Budi menyatakan kesempatan paling baik memang diberikan untuk sprinter muda. “Setidaknya kita tidak akan tertinggal terlalu jauh. Hal berbeda akan terjadi jika kita menurunkan atlet nomor lari jarak jauh,” kata Budi.
Menurut Budi, Rizki setidaknya tidak akan tertinggal terlalu jauh dari sprinter lainnya. “Mungkin bisa terpaut sekitar 6 meter. Kalau pelari jarak jauh, bisa jadi mereka tertinggal satu atau dua putaran,” katanya
Budi menambahkan, dalam kejuaraan ini setidaknya Indonesia juga bisa melihat persaingan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Budi bahkan menyatakan tidak terlalu khawatir. “Jika diperhatikan, negara-negara Asia Tenggara memang masih belum terlalu bisa bersaing di tingkat dunia,” katanya. Bahkan Budi menyatakan para atlet seniornya pun, termasuk atlet Indonesia, masih kalah bersaing dengan atlet-atlet junior negara-negara di dunia secara keseluruhan.