Muhammad Ali Tolak Wajib Militer untuk Perang Vietnam, Gelar Tinju Dunianya Dicopot
Reporter
Hendrik Khoirul Muhid
Editor
S. Dian Andryanto
Senin, 29 April 2024 20:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan petinju legendaris asal Amerika Serikat (AS), Muhammad Ali menolak wajib militer berbuntut panjang. Kala itu, Ali sebagaimana pria AS seusianya, direkrut militer untuk membela negara dalam Perang Vietnam. Akibat penolakan itu, gelar tinju kelas berat dunia dan lisensi tinjunya dicopot pada 29 April 1967.
Begini kisah Muhammad Ali yang memilih gelarnya dicopot ketimbang ikut berperang?
Dinukil Public Broadcasting Service (PBS), sebelum pertandingan melawan Foley, Ali mendapat kabar dirinya direkrut untuk berperang di Vietnam. Tapi dia menolak panggilan itu. Penganut agama Islam ini memang menentang keras adanya perang dan ogah terlibat karenanya.
Setelah menyatakan menolak panggilan wajib militer pada 28 April 1967, Muhammad Ali, kepada wartawan mengatakan alasannya enggan ikut Perang Vietnam. Ali, yang mengaku menerapkan ajaran Islam dalam bertinju, juga beralasan menolak karena agamanya tersebut.
“Dengan kesadaran saya sebagai Muslim dan keyakinan pribadi saya sendiri, saya mengambil pendirian saya dalam menolak panggilan untuk dilantik,” katanya begitu keluar dari markas tentara di Houston. “Saya menemukan bahwa sesuai kepercayaan saya, saya tidak dibenarkan menerima panggilan seperti itu. Saya bergantung pada Allah sebagai hakim terakhir dari tindakan-tindakan yang disebabkan oleh hati nurani saya sendiri,” kata dia.
Tapi keputusan pria kelahiran 17 Januari 1942 itu memicu kontroversi. Penggemar Ali mendukungnya, tapi publik juga ramai mencemooh. Sebab, semua warga pria AS berusia antara 18 tahun dan 26 tahun wajib mengikuti panggilan perang. Ali yang saat itu berusia 25 tahun pun dinyatakan bersalah.
Ali kudu menjalani sidang di Houston dengan tuduhan melanggar ketentuan tentang wajib militer. Pada 20 Juni 1967, Ali dinyatakan bersalah oleh juri pengadilan Houston. Menurut laporan New York Times, Ali dijatuhi hukuman lima tahun penjara dan denda 10 ribu dolar AS. Penelusuran Tempo di in2013dollars.com, jumlah itu setara dengan 129,598 dolar AS saat ini. Itu setara Rp 2.107.691.153.
Ali juga dilarang bertinju selama tiga tahun. Tapi sanksi itu berakhir ketika dia keluar pada 1970 setelah tiga tahun di penjara. Saat itu ia bebas bersyarat karena kasusnya diajukan banding. Ali kembali ke ring pada 26 Oktober 1970 setelah mendapatkan lisensinya lagi. Ia bahkan mengalahkan Jerry Quarry di Atlanta pada ronde ketiga setelah tiga tahun absen.
Pada 8 Maret 1971, Ali melawan Joe Frazier dalam Fight of the Century. Dia kalah setelah 15 ronde. Itu kekalahan pertamanya dalam karier tinju profesional.
Pada 28 Juni 1971, Mahkamah Agung AS akhirnya membatalkan hukuman Muhammad Ali. Ali yang mestinya dipenjara sampai 1972, pun bebas lebih cepat. Tiga tahun kemudian, 1974, Ali mewangikan namanya lagi dengan menyabet gelar juara dunia kembali. Ali mendapat gelar kelas berat dua kali selama era 1970-an itu, memenangi pertarungan terkenal melawan Joe Frazier dan George Foreman.
Setelah itu Ali akhirnya memutuskan pensiun dari tinju pada 1981, saat usianya masih 39 tahun. Pada 2005, Ali mendapat penghargaan Presidential Medal of Freedom. Dia juga dianggap sebagai salah satu petinju terhebat sepanjang masa dan sebagai aktivis sosial yang gigih melawan ketakadilan rasial dan sosial.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | KAKAK INDRA PURNAMA | YUDONO YANUAR | WASHINGTON POST | THE ENTERPRISE
Pilihan Editor: Tolak Ikut Perang Vietnam, Ali: Keyakinan Saya Melarangnya