Keluarga Michael Schumacher Dapat Ganti Rugi Rp 3,4 M dari Majalah yang Terbitkan Wawancara yang Dihasilkan AI
Reporter
Nurdin Saleh
Editor
Nurdin Saleh
Kamis, 23 Mei 2024 15:52 WIB
Bahaya AI
The Sun juga menampilkan komentar Lisa Palmer, seorang analis dan pakar AI, untuk mengulas kasus tersebut. Sang Pakar menggarisbawahi betapa berbahayanya bot digital dalam situasi seperti ini. Ia menyebut bot AI dapat digunakan dengan cara yang semakin menakutkan dan berbahaya.
Dia memperingatkan konten seperti wawancara palsu yang dibuat oleh AI akan menjadi semakin umum seiring dengan perkembangan teknologi dan disalahgunakan oleh pihak-pihak yang "jahat".
"Tuntutan hukum sudah menunggu untuk pencemaran nama baik karena 'kebohongan' yang diabadikan oleh alat AI generatif seperti ChatGPT," katanya.
Apakah hal seperti akan kita lihat lebih banyak di masa depan? Lisa Palmer menjawab, "Ya, kebohongan dalam berbagai bentuk - tulisan, suara, dan video - semuanya meledak."
Penyajian berita bohong berbasis AI, diibaratkan Lisa Palmer dengan menyajikan makanan busuk. "Seorang koki yang menyajikan makanan busuk adalah tindakan yang tidak etis dan membahayakan kesehatan pelanggan. Makanan busuk dapat menyebabkan penyakit. Pemberitaan yang busuk menyebabkan penyakit masyarakat."
REUTERS | THE SUN
Pilihan Editor: Cerita Apriyani Rahayu Hampir Baku Hantam dengan Siti Fadia, Fajar Alfian Sampai Turun Tangan