Tim Indonesia Siapkan Strategi Khusus Atasi Cuaca Panas Saat Olimpiade Paris 2024
Reporter
Randy Fauzi Febriansyah
Editor
Rina Widiastuti
Selasa, 9 Juli 2024 17:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari mengungkapkan cuaca panas yang diprediksi bakal melanda Kota Paris, Prancis menjadi tantangan tim Indonesia dalam menghadapi Olimpiade Paris 2024. Terlebih selama berada di sana, para atlet tidak akan menggunakan Air Conditioner (AC).
"Kita tahu, ini Juli-Agustus lagi panas-panasnya gitu ya, dan tantangannya kita di sana juga katanya nggak pakai AC. Nah, tim CDM (Chef de Mission) itu mengantisipasi semua potensi yang akan mengganggu kesiapan atlet," ujar dia saat ditemui di acara peluncuran jersey tim Olimpiade Indonesia di Jakarta, Kamis, 4 Juli 2024.
Raja mengatakan pihaknya melalui tim khusus yang dipimpin Chef de Mission (CdM) Anindya Bakrie telah mempersiapkan strategi untuk mengatasi masalah tersebut. Ia pun mengapresiasi bagaimana pendekatan langsung yang dilakukan Anindya ke para atlet.
Sementara itu, Anindya sendiri membenarkan situasi yang akan dihadapi para kontingen. Ia mengaku telah memantau kondisi Paris sejak beberapa bulan terakhir untuk mempersiapkan fasilitas bagi para atlet. Putra dari politikus Partai Golongan Karya Aburizal Bakrie itu memastikan kebutuhan para atlet selama berlaga bakal terpenuhi.
"Kami melihat bahwa di Paris ini dari minggu lalu dan bahkan juga dua bulan lalu sangat berubah total. Tapi, bukan berarti kami tidak mempersiapkan supply chain-nya sehingga mengenai (tidak memakai) AC tadi mesti dipikirkan plan B-nya," ucapnya.
"Kami ingin memberikan yang terbaik kepada tim Indonesia ini, juga termasuk dengan para pelatih, massure, fisioterapis, dokter, dan segala macam ekosistemnya. Itu mesti kami pikirkan baik-baik," kata Anindya menambahkan.
Sebelumnya, studi dari Npj Climate and Atmospheric Science memprediksi gelombang panas (heatwave) akan melanda Kota Paris, Prancis, tempat berlangsungnya Olimpiade 2024. Studi tersebut mengamati risiko gelombang panas selama dua pekan yang akan melampaui rekor suhu panas sepanjang masa. Situasi serupa pernah terjadi pada 2003.
Dalam sebuah studi lainnya di jurnal Lancet Planet Health pada Mei lalu menemukan bahwa Paris memiliki tingkat kematian terkait suhu panas tertinggi di antara 854 kota di Eropa, sebagian disebabkan oleh kurangnya ruang hijau dan padatnya populasi.
Pilihan Editor: 4 Fakta Terkini Persiapan Tim Indonesia Jelang Olimpiade Paris 2024