Menegpora: Wafatnya Wartawan Republika di Laos Spirit Bagi Kontingen Indonesia

Reporter

Editor

Minggu, 13 Desember 2009 15:21 WIB

TEMPO Interaktif, Tangerang — Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Mallarangeng menyebut Lukmanul Hakim, 40 tahun, wartawan Republika yang meninggal dunia di Laos saat meliput Sea Games, gugur dalam menjalankan tugas.

Selain bersedih dan terharu hingga berurai airmata, Andi juga merasa bangga dengan mendiang karena hingga menghembuskan nafas terakhir mendedikasikan hidupnya untuk pengabdian dalam menjalankan tugas kewartawanan.

“Atas nama pemerintah Indonesia, saya menyampaikan duka cita mendalam, sekaligus bangga. Almarhum selain meliput juga menjadi kontingen Merah Putih, sebab selain atlet, warga Indonesia di Laos yang hanya 75 orang termasuk sekitar 23 wartawan menjadi suporter untuk kemenangan kontingen Indonesia,” ujar Andi dalam sambutan dan penyerahan jenazah Lukmanul di Bandara Soekarno-Hatta Minggu, (13/12) siang.

Andi mengatakan, mengenal Lukmanul semasa hidupnya sebagai wartawan yang ceria. Bahkan meski sakit, Lukmanul masih tetap mewancarai atlet yang sedang berjuang merebut emas.

“Saya katakan kepada seluruh atlet bahwa ada yang lebih berharga selain emas, adalah perjuangan sampai titik darah penghabisan dalam bidang apa pun. Dan meninggalnya Lukmanul menjadi semangat bagi seluruh atlet,” kata Andi.

Andi juga menyampaikan atas nama pemerintah sudah berupaya yang terbaik untuk memulangkan jenazah ke Tanah Air. Mendiang meninggal dunia pada Jumat (11/12) petang sekitar pukul 17.30 WIB, saat mengetik berita di sebuah warung internet tak jauh dari tempat menginap.

“Saat ditemukan rekan sesame wartawan dalam keadaan tertunduk di atas keyboard, setelah berusaha dibangunkan tidak ada respons, kemudian dibawa ke Rumah Sakit Mittaphap di Viantiane, namun kondisinya sudah meninggal dunia,” kata Andi.

Andi bersyukur komunitas masyarakat muslim Campa dan para wartawan dan KBRI Laos ikut membantu mengurus jenazah dan menyhalatkan di masjid. Jenazah Lukmanul kemudian dibawa keluar dari Laos dan diinapkan di Bangkok. Dari Bangkok, jenazah dipulangkan ke Jakarta dengan pesawat Thai Airlines TG 433, dengan diantar langsung Menpora dan istrinya.

Di Bandara Soekarno-Hatta, ratusan teman sejawat almarhum dari Harian Republika yang mengenakan kaos hitam dan celana hitam tanda duka cita, teman-teman wartawan cetak dan elektronik, istri dan keluarga Lukmanul menyambut jenazah Lukmanul.

Jenazah sebelum diserahterimakan dari Pemerintah Indonesia ke Harian Republika dikawal dengan iringan kalimah Lailahailallah. Istri almarhun, Erlina Widiastuti tampak shock dan nyaris pingsan. Sementara, kedua anak mendiang, Fiqih Imanul Haq, 9 tahun, dan Steyna Luknafa Hakim justru tampak tabah menyaksikan jenazah ayahandanya yang diselimuti bendera Merah Putih dan karangan bunga.

Selain Menpora, mantan Ketua KONI Agum Gumelar juga hadir. Agum menyatakan cukup kehilangan almarhum. “Almarhum adalah wartawan yang ceria yang saya kenal, saya merasa kehilangan, semoga keluarga selalu sabar. Dia pahlawan, gugur dalam menjalankan tugas,”ujar Agum.

Pemimpin Redaksi Republika, Ikhwanul Kiram menyatakan akan mengabadikan nama Lukmanul Hakim sebagai nama penghargaan bagi wartawan di Republika. Dia mengatakan, sebelum meliput Sea Games Laos, Lukmanul ditugaskan meliput tur sepeda Jakarta-Bali.

“Sebenarnya yang kami tugaskan ke Laos bukan dia (Lukman), tetapi karena namanya telah teregister di KONI, dia ngotot berangkat. Tapi ini semua takdir. Semoga dia fisabillilah, pahalanya tiada lain surga,” kata Ikhwanul dengan suara bergetar.

Erlina, itri Lukmanul mengatakan kalau suaminya tidak pernah mengeluh lelah atau pun sakit. “Dia kena jantung belakangan ini, sebelumnya memang gula darah. Saya selalu ingatkan agar minum obat. Pada hari Jumat sebelum meninggal dia bilang agar saya menjaga anak-anak, kesehatan dia mulai pulih," ungkap Erlina dengan wajah berduka.

Rencananya seusai diupacarakan di kantor Republika, jenazah Lukmanul akan dimakamkan di kampung halaman istrinya, di Cilongok, Purwokerto, Jawa Tengah.

Lukmanul Hakim, dialmamaternya, Universitas Diponegoro Semarang, pria kelahiran Semarang ini akrab disapa Boim. Ia dikenal aktif mengelola majalah pers Hayamwuruk. Masuk Republika melalui Biro Semarang pada 2001 setahun kemudian pada 2002 pindah ke kantor pusat di Jakarta.

Laporan terakhir almarhum yang dimuat di Harian Republika adalah tulisan berjudul "Menembak Bikin Kejutan".

Sebelum berangkat ke Laos, Lukmanul sempat ber-SMS kepada Asisten Redaktur Rakhmat Hadi Sucipto. Isinya berbunyi "Bos, besok aku jadi berangkat ke Sea Games, tapi tak paksain banget. Aku sebenarnya harus opname karena serangan jantung, tapi bagaimana lagi tak bisa digantikan. Mohon doa restu moga-moga sehat."

Ikhtiar sudah dilakukan, namun jika Allah SWT berkehendak, kematian di mana pun tempatnya jika saatnya tiba dia akan datang. Selamat jalan kawan. Selamat jalan jurnalis sejati.

AYU CIPTA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Pembawa Acara Talk Show Politik Populer Pakistan Diskors karena Kritik Militer

1 Juni 2021

Pembawa Acara Talk Show Politik Populer Pakistan Diskors karena Kritik Militer

Hamid Mir, jurnalis ternama dan pembawa acara talk show politik populer di Pakistan, diskors setelah mengkritik militer dan mendukung sesama jurnalis.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Kecam Kekerasan terhadap Jurnalis di Munajat 212

22 Februari 2019

AJI Jakarta Kecam Kekerasan terhadap Jurnalis di Munajat 212

AJI Jakarta mengutuk aksi kekerasan dan intimidasi oleh massa FPI terhadap jurnalis yang sedang liputan di acara Munajat 212.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Kecam Intimidasi Terhadap Jurnalis Detikcom

5 November 2018

AJI Jakarta Kecam Intimidasi Terhadap Jurnalis Detikcom

Menurut Ketua AJI Jakarta, intimidasi terhadap jurnalis seperti itu telah mengancam kebebasan pers.

Baca Selengkapnya

Dukung Jurnalis Investigasi, ICIJ Luncurkan ICIJ Insiders

20 Juni 2018

Dukung Jurnalis Investigasi, ICIJ Luncurkan ICIJ Insiders

International Consortium of Investigative Journalism (ICIJ) membuka program untuk para pendonor yang disebut ICIJ Insiders.

Baca Selengkapnya

Bagi Jurnalis, Honduras Negeri Paling Bahaya di Amerika

4 Mei 2018

Bagi Jurnalis, Honduras Negeri Paling Bahaya di Amerika

Honduras adalah negeri paling bahaya di Amerika Selatan bagi jurnalis. Pelecehan dan panggilan telepon gelap kerap diamali jurnalis.

Baca Selengkapnya

Hari Pers Dunia, Jurnalis Mesir Terima Penghargaan dalam Penjara

3 Mei 2018

Hari Pers Dunia, Jurnalis Mesir Terima Penghargaan dalam Penjara

Memperingati hari pers dunia, jurnalis foto mesir, Shawkan, mendapat penghargaan World Press Freedom dari UNESCO ketika ia menjalani penahanan.

Baca Selengkapnya

Jurnalis TV Bacakan Deklarasi Pilkada yang Damai dan Bebas SARA

3 Maret 2018

Jurnalis TV Bacakan Deklarasi Pilkada yang Damai dan Bebas SARA

Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) mendeklarasikan janji pemilihan kepala daerah atau pilkada yang damai, bebas konten SARA.

Baca Selengkapnya

Intimidasi terhadap Jurnalis BBC yang Meliput di Papua, Dikecam

5 Februari 2018

Intimidasi terhadap Jurnalis BBC yang Meliput di Papua, Dikecam

Tiga jurnalis BBC Indonesia diusir saat meliput wabah campak dan busung lapar di Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua, karena cuitan di Twitter.

Baca Selengkapnya

Polri Belum Terima Investigasi Pengusiran Wartawan BBC dari Papua

4 Februari 2018

Polri Belum Terima Investigasi Pengusiran Wartawan BBC dari Papua

Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Syafruddin mengatakan belum menerima hasil investigasi terhadap pemulangan kontributor dan wartawan BBC dari Papua.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Top New York Times Diskors Gara-gara Lecehkan Reporter

21 November 2017

Jurnalis Top New York Times Diskors Gara-gara Lecehkan Reporter

Jurnalis politik terkemuka New York Times diskors karena tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa reporter wanita muda.

Baca Selengkapnya