Selamat Jalan Mangombar Ferdinand Siregar  

Reporter

Editor

Minggu, 3 Oktober 2010 20:49 WIB

MF Siregar. TEMPO/Arnold Simanjuntak

TEMPO Interaktif, Jakarta - Tokoh olahraga nasional, Mangombar Ferdinand Siregar, telah pergi. Ketika Jakarta diguyur hujan lebat, kemarin pukul 14.20 WIB, Siregar pergi setelah sejak 30 Agustus lalu menjalani perawatan akibat stroke di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat.

Sebelum mengembuskan napas terakhir, Opung--demikian Siregar lebih dikenal--masih bicara soal olahraga nasional. Padahal dia masih terbaring lemah di ruang ICU. "Opung meminta semua kalangan tetap bersemangat demi kemajuan olahraga nasional," kata Ria Siregar, anak Siregar.

Jenazah disemayamkan di rumah duka di Jalan Kemanggisan Ilir Kompleks P dan K di kawasan Slipi. Menurut Ria, Opung akan dikebumikan satu liang lahat dengan istrinya, Darliah Nasution, yang telah pergi terlebih dulu, di pemakaman umum Petamburan. Waktu pemakaman belum ditentukan karena menunggu Lisa Siregar, anaknya yang lain, pulang dari Amerika Serikat. "Dia teladan kami. Opung ingin anak cucunya selesai sekolah dan sukses," kata Ria.

Opung tidak hanya teladan bagi keluarganya. Dia juga bapak dari banyak atlet Indonesia yang telah meraih prestasi. Siregar pun tak ingin pernah berhenti berpikir untuk kemajuan olahraga nasional.

Satu tahun belakangan ini, Siregar terus memperlihatkan kepedulian dirinya terhadap kemunduran olahraga di negeri ini. Dia tak pernah terlihat lelah. Dia ingin tetap ada dan terus mengabdi. Jika dia gelisah, kegelisahan itu tak jauh dari kondisi olahraga kita, yang tak kunjung membaik. "Saya selalu gelisah karena saya mengikuti olahraga di negeri ini sejak nol," katanya.

Opung, yang meninggalkan lima anak, empat putri dan satu putra, dengan sembilan cucu, tidak pernah memperlihatkan tanda-tanda menyerah. Dia terlihat gagah. Tawa dan candanya sangat menyenangkan. Saya selalu menyempatkan mampir ke kantornya di kawasan Senayan. "Berat badan gue turun sepuluh kilo nih," kata Opung ketika dia baru saja pulang berobat dari Amerika. "Badan gue kan harus di-charge," katanya.

Siregar--lahir di Jakarta, 11 November 1928--adalah teknokrat olahraga yang tak tertandingi. Jika omong soal olahraga, Siregar-lah orangnya. Dia sangat cerdas, dan kecerdasan itu sudah dia perlihatkan sejak masa kanak-kanak di Jalan Malabar, di kawasan Menteng Pulo. Siregar kecil adalah jagoan. Dia belajar renang di kanal banjir. Dia bermain sepak bola di lapangan Tangkubanperahu, dekat rumahnya. Dia punya anak buah dan biasa disebut "Sinyo Malabar".

Siregar adalah pembuka lembaran-lembaran sejarah olahraga nasional. Dia memulainya di SEA Games 1977 Kuala Lumpur (sebelumnya bernama Southeast Asian Peninsular Games dan sudah digelar delapan kali sejak 1959 di Bangkok, Thailand). Di pesta olahraga Asia Tenggara pertama itu, Indonesia mendominasi dan berpesta di kolam renang (21 emas, 9 perak, dan 5 perunggu). Ini tentu saja mengejutkan. Siregar pun dicari banyak orang. Dia adalah otak semua ini.


Karya fenomenal Siregar adalah dua medali emas Olimpiade Barcelona 1992, yang dipersembahkan Susy Susanti dan Alan Budikusuma (kemudian keduanya menikah pada 1997). Ini merupakan obsesi Siregar yang sudah tertanam sejak dia menerima penghargaan emas L'Ordre Olympique dari Komite Olimpiade Internasional (IOC), yang ditandatangani Presiden Juan Antonio Samaranch pada 29 Januari 1986.

Olympic Order yang dikalungkan ke leher Siregar itu berbentuk dua tangkai daun zaitun, yang bunganya berbentuk lonceng. Dan tangkai zaitun berbunga ini kerap dipakai sebagai lambang perdamaian.

Kini Siregar telah tiada. Dia pergi dengan damai. Opung, pergilah. Kami akan selalu merindukanmu...

BAGUS WIDJANARKO | YON MOEIS


Advertising
Advertising

Berita terkait

Merugi Bersama Pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia

7 April 2023

Merugi Bersama Pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia

Berbagai sektor kehilangan peluang meraup cuan karena batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia. Potensi uang yang hilang diperkirakan Rp 150 triliun.

Baca Selengkapnya

Berdirinya PSSI Bermula Semangat Menentang Kolonial Belanda

17 Februari 2023

Berdirinya PSSI Bermula Semangat Menentang Kolonial Belanda

PSSI terbentuk di Yogyakarta pada 19 April 1930

Baca Selengkapnya

Ketum PSSI Iwan Bule Menjawab Soal Desakan Mundur dalam Tragedi Kanjuruhan

14 Oktober 2022

Ketum PSSI Iwan Bule Menjawab Soal Desakan Mundur dalam Tragedi Kanjuruhan

Jawaban Ketum PSSI Iwan Bule Soal Desakan Mundur, Sanksi FIFA, dan Temuan Soal Tragedi Kanjuruhan

Baca Selengkapnya

Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

19 Agustus 2022

Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

Kontingen Indonesia mengakhiri perjuangannya dalam Islamic Solidarity Games 2021 di Konya, Turki, dengan menduduki peringkat ketujuh.

Baca Selengkapnya

Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

12 Agustus 2022

Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

Lifter Siti Nafisatul Hariroh menyumbang medali emas pertama bagi Indonesia di ajang Islamic Solidarity Games atau ISG 2021.

Baca Selengkapnya

Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

9 Agustus 2022

Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

Atlet balap sepeda Ayustina Delia Priatna menyumbang medali perak pertama untuk Kontingen Indonesia dalam gelaran Islamic Solidarity Games (ISG) 2022.

Baca Selengkapnya

Kongres PSSI Digelar Sabtu Ini 29 Mei, Bahas Dua Agenda Utama

29 Mei 2021

Kongres PSSI Digelar Sabtu Ini 29 Mei, Bahas Dua Agenda Utama

Kongres biasa PSSI digelar di salah satu hotel di Jakarta, Sabtu, 29 Mei 2021, mulai pukul 14.00 WIB.

Baca Selengkapnya

HUT ke-91 PSSI dan Karangan Bunga di Patung Soeratin Sosrosugondo

19 April 2021

HUT ke-91 PSSI dan Karangan Bunga di Patung Soeratin Sosrosugondo

PSSI menghormati sejarah perjalanan perkembangan federasi persepakbolaan Indonesia dengan meletakkan karangan bunga di patung Soeratin.

Baca Selengkapnya

Begini Jejak kontroversial Nurdin Halid di Kancah Sepak Bola Nasional

11 Februari 2021

Begini Jejak kontroversial Nurdin Halid di Kancah Sepak Bola Nasional

Nurdin Halid mendapat gelar Doctor Honoris Causa Unnes. Begini jejaknya yang kontroversial di sepak bola nasional.

Baca Selengkapnya

PSSI Gelar Rapat Exco Rabu, Putuskan Nasib Kompetisi Liga 1 dan Liga 2

19 Januari 2021

PSSI Gelar Rapat Exco Rabu, Putuskan Nasib Kompetisi Liga 1 dan Liga 2

PSSI akan membahas dua agenda, termasuk nasib kompetisi, dalam rapat Komite Eksekutif (Exco) yang digelar secara virutal pada Rabu.

Baca Selengkapnya