Turnamen Internasional Sepi Penonton  

Reporter

Rabu, 5 Desember 2012 18:14 WIB

Christopher Rungkat. ANTARA/Yudhi Mahatma

TEMPO.CO, Jakarta - Di tribun berkapasitas lima ribu penonton itu, riuh suara penonton tak begitu menggaung. Terang saja, hanya sekitar 100 orang yang hadir di Stadion Tenis Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Padahal, di stadion berstandar internasional itu sedang berlangsung laga final Turnamen Tenis Internasional Men’s Futures PGN.

Dalam pertandingan yang berlangsung Ahad, 2 Desember 2012 itu, petenis kebanggaan Indonesia, Christopher Rungkat, sedang bertanding melawan petenis asal Korea Selatan, Suk Young Jeong. Penonton menyemangati Christopher yang berjuang keras merebut juara. Namun, tetap saja stadion tampak sepi. Bangku penonton terlihat banyak yang kosong.

Di babak-babak awal, penonton lebih sepi lagi. Bahkan, kadang hanya beberapa wartawan dan fotografer yang menempati tribun penonton. Christopher Rungkat, petenis yang akhirnya menjadi juara setelah mengalahkan Jeong, menduga hal ini disebabkan kurangnya promosi turnamen ini. Ia mengaku jarang melihat publikasi turnamen tenis di majalah maupun televisi. “Saya yakin, tidak banyak yang tahu turnamen ini. Cuma orang tenis (pecinta tenis),” kata dia.

Setelah Turnamen Futures dan Circuit PGN berakhir Ahad lalu, pekan ini Turnamen Tenis Men’s Futures dan Women’s Circuit kembali diadakan, kali ini dengan nama Martina Widjaja Championship. Di hari kedua babak utama ini, Rabu, 5 Desember, penonton terlihat lebih ramai dari pekan lalu, sekalipun tetap saja masih banyak bangku di tribun penonton yang kosong.

S. Riyadi, pensiunan pegawai pemerintah yang saat ini tinggal di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, mengaku baru mengetahui adanya turnamen tenis internasional di Senayan setelah melihat berita di televisi dan media sosial Twitter bahwa Christopher Rungkat lolos ke final Tunamen PGN. “Beberapa teman juga mengeluh soal kurangnya publikasi turnamen ini,” kata dia kepada Tempo saat menonton pertandingan hari ini.

Padahal, menurut Riyadi, pemasyarakatan tenis itu penting. “Kalau banyak oramg tua mengajak anaknya menonton tenis, kan, dari kecil anak-anak itu bisa mulai mencintai tenis,” kata dia. Dengan begitu, kata Ryan, tenis bisa makin populer.

Pengunjung lain, Ade, 50 tahun, warga Pondok Gede, Jakarta Timur, mengatakan hal yang senada. Menurut dia, melihat tenis di televisi berbeda dengan melihat secara langsung. “Kalau melihat secara langsung, kami pecinta tenis bisa lebih banyak belajar,” ujarnya. Ia menyayangkan kurangnya publikasi turnamen tenis macam ini.

Direktur Turnamen PGN dan Martina Widjaja Championship, Teddy Tandjung, mengatakan pihaknya sudah berusaha mempromosikan turnamen tenis ini. “Kami sudah membuat konferensi pers. Beberapa televisi juga menampilkan liputan turnamen ini,” kata dia.

Menurut Teddy, turnamen di Jakarta memang sepi penonton. “Berbeda ketika kami mengadakan turnamen di daerah-daerah. Penonton selalu penuh,” kata dia. Ia menduga, macet menjadi salah satu alasan penonton malas datang menonton.

Teddy mengatakan, animo penonton turnamen tenis memang tidak bisa dibandingkan dengan sepak bola yang merupakan olahraga paling populer di Indonesia. “Mungkin juga karena prestasi petenis sekarang belum sebaik dulu,” kata Teddy. Ia bertutur, dulu turnamen tenis selalu ramai ketika diikuti petenis legendaris Indonesia, seperti Yayuk Basuki atau Angelique Wijaya.

GADI MAKITAN

Terpopuler:

PSSI: Sudah Ada Titik Terang

Hasil Lengkap Pertandingan Liga Champions

Diego Mendieta Meninggal karena Virus dan Jamur

City Bikin Dua Rekor di Liga Champions

Persis Solo Bayar Gaji Diego Mendieta

City, Tim Inggris Pertama yang Tak Pernah Menang

Tekuk Porto, PSG Juara Grup A

Manajemen Berjanji Bayar Gaji Diego

Messi Dipilih Bukan buat Patahkan Rekor Muller

Gagal di AFF, Kontrak Manajer Timnas Diputus

Berita terkait

Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

19 Agustus 2022

Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

Kontingen Indonesia mengakhiri perjuangannya dalam Islamic Solidarity Games 2021 di Konya, Turki, dengan menduduki peringkat ketujuh.

Baca Selengkapnya

Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

12 Agustus 2022

Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

Lifter Siti Nafisatul Hariroh menyumbang medali emas pertama bagi Indonesia di ajang Islamic Solidarity Games atau ISG 2021.

Baca Selengkapnya

Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

9 Agustus 2022

Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

Atlet balap sepeda Ayustina Delia Priatna menyumbang medali perak pertama untuk Kontingen Indonesia dalam gelaran Islamic Solidarity Games (ISG) 2022.

Baca Selengkapnya

Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

4 Juni 2019

Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

Pengusaha asal Palembang yang berpengalaman dalam organisasi olahraga di Indonesia, Muddai Madang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum KONI Pusat.

Baca Selengkapnya

Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

30 Mei 2017

Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

Komandan kontingen Indonesia di Islamic Solidarity Games
(ISG) 2017 Alex Noerdin diadukan ke Kemenpora

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

26 Mei 2017

ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

Tim angkat besi Indonesia diguyur bonus total Rp 500 juta oleh PB PABBSI, berkat prestasi menghasilkan 3 emas dan 4 perak di ISG 2017 Baku, Azerbaijan

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

24 Mei 2017

ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

Indonesia gagal memenuhi target peringkat 5 besar dalam Islamic Solidarity Games IV 2017 di Baku, Azerbaijan. Indonesia akhirnya menempati peringkat 8

Baca Selengkapnya

ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

18 Mei 2017

ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

Indonesia masih berada di posisi lima besar perolehan medali Islamic Solidarity Games 2017.

Baca Selengkapnya

ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

18 Mei 2017

ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

Lifter Indonesia asal Aceh, Nurul Akmal, membuat kejutan setelah mampu meraih perak angkat besi kelas +90 kg pada kejuaraan Islamic Solidarity Games.

Baca Selengkapnya

ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

15 Mei 2017

ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

Indonesia mendapatkan tambahan dua emas dari cabang olahraga angkat besi dan renang dalam ajang Islamic Solidarity Games (ISG) IV 2017 di Baku, Azerbaijan.

Baca Selengkapnya