Seorang atlet putri Muay Thai melatih serangan menggunakan lututnya, dalam sesi latihan Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Muay Thai di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (25/3). Muay Thai merupakan olah raga dan seni beladiri yang mengkombinasikan pukulan, tendangan, siku dan serangan lutut. TEMPO/Seto Wardhana
TEMPO.CO, Makassar - Indra Faizal dan Putri Faizal, dua atlet muay thai Sulawesi Selatan, terpilih menjadi peserta pemusatan pelatihan nasional untuk ajang South East Asia (SEA) Games di Myanmar, Desember 2013. Muay thai merupakan ilmu bela diri serupa tinju, berasal dari Thailand. Dan kali ini, Indra berpeluang memperkuat Indonesia di kelas 64 kilogram. Sementara Putri pada kelas 48 kilogram.
"Indra dan Putri ditunjuk memasuki pelatnas di Jakarta persiapan SEA Games," kata pelatih muay thai Sulsel, Faizal Bachrun, Selasa, 7 Mei 2013. "Bersama atlet lain, mereka akan mengikuti character building di Pusat Pelatihan Kopassus."
Pemanggilan keduanya, kata Faizal, tidaklah mengejutkan. Toh, Indra dan Putri berhasil meraih perunggu pada kejuaraan nasional di Bali, akhir April 2013. Sebetulnya, Sulsel memiliki satu petarung lain, Deny alias Dede. Pada kejurnas di Bali, Dede menyabet medali perak. Namun ia tak dilirik panitia pelatnas lantaran sudah mencapai usia 30 tahun.
Soal cabang olahraga muay thai, Faizal menyatakan kurangnya dukungan pemerintah dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulsel. Di Kejurnas Bali misalnya, tiga atlet yang mengatasnamakan Sulsel berangkat menggunakan dana pribadi. "Kali ini mereka berangkat ke pelatnas juga seperti ke kejurnas Bali. Tanpa pelepasan dan penerimaan meski membawa prestasi," kata Faizal.
Mendapatkan kritikan itu, Sekretaris KONI Sulsel, Ad'dien membantahnya. Kata dia, semua cabang olahraga mendapatkan dukungan, paling tidak motivasi, dari KONI. Namun ia tidak menampik kinerja pengurus yang belum bisa dioptimalkan. "Kepengurusannya pun belum dilantik. Begitu pula dengan kepengurusan muaythai Sulsel yang belum dikukuhkan," kata dia.