Pebulutangkis Ganda Putra Indonesia Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan bergembira usai mengalahkan Ganda Putra Denmark Mathias Boe dan Carsten Mogensen dalam Final Kejuaraan Bulutangkis Dunia 2013 di Guangzhou, China, (11/8). (AP Photo)
TEMPO.CO, Jakarta - Suasana meriah tak hanya terjadi di Guangzhou, Cina, saat Indonesia berhasil meraih dua gelar pada Kejuaraan Dunia Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Haru juga merebak di rumah dinas Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, di Jakarta, Ahad, 11 Agustus 2013, bersamaan dengan gambar di layar televisi yang menayangkan Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir tersungkur merayakan kemenangan mereka.
Menteri Roy mengadakan acara Nonton Bareng Final Kejuaraan Dunia BWF. Ia mengundang wartawan dan beberapa koleganya, seperti Sekretaris Menpora Yuli Mumpuni, Staf Ahli Menpora yang juga bintang bulu tangkis, Ivanna Lie, Ketua Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) Haryo Yunarto, dan beberapa staf Kementerian Olahraga. Roy mengajak undangan berdoa bersama sebelum menonton siaran langsung final Kejuaraan Dunia BWF. Ia sendiri yang memimpin doa bersama itu.
Dalam doanya, Menteri Roy memohon kemenangan bagi dua wakil Indonesia di final Kejuaraan Dunia, pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir dan pasangan ganda putra, Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan. Geram saat punggawa Indonesia kehilangan poin dan tepuk tangan serta sorak sorai puluhan orang kala atlet Nusantara mematikan lawan memenuhi ruangan seluas 7 x 5 meter itu. Suasana makin seru saat Tontowi/Liliyana berada di poin kritis pada set terakhir melawan pasangan ganda nomor satu dunia asal Cina, Xu Chen/Ma Jin.
Semua mata di ruangan itu tertuju ke layar besar yang dipasang di tembok. Roy Suryo spontan berdiri saat Tontowi/Liliyana memastikan kemenangan mereka. Dengan wajah sumringah, ia lalu menyalami dan berpelukan dengan hadirin, yang juga menampilkan keceriaan di wajah mereka. "Selamat ya pak, akhirnya bisa dapat gelar," ujar salah seorang kolega.
Dipenuhi suasana haru, Roy mengajak mereka yang hadir di rumahnya berdiri dan bersama-sama menyanyi saat lagu kebangsaan Indonesia Raya diperdengarkan di Guangzhou dan disiarkan secara langsung. Hal yang sama juga terjadi saat Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan memastikan memperoleh gelar di kejuaraan itu. Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama, Roy kembali memimpin doa. Kali ini doa syukur.
Dukungan tak terlihat macam ini memenuhi harapan Muhammad Ahsan. Saat dikunjungi Tempo beberapa waktu lalu pada latihan terakhir sebelum berangkat ke Guangzhou, Ahsan mengatakan dirinya tak khawatir sekalipun bermain tidak di depan publik sendiri. "Saya yakin masyarakat berdoa bagi kami," kata Ahsan. "Memberi dukungan tidak harus dengan cara hadir di tempat bertanding. Justru doa lebih manjur."