Tak Berhenti Main Voli Meski Tempurung Lutut Geser
Minggu, 30 Oktober 2016 21:56 WIB
INFO PEPARNAS - Jawa Barat berhasil menyandingkan medali emas dalam pertandingan voli duduk nomor putra dan putri Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016 Jawa Barat, Sabtu 22 Oktober 2016. Tim voli duduk putri Jabar sukses menundukkan Jawa Tengah 3-1 dalam laga final. Tim putra Jabar juga mengalahkan Jawa Tengah dengan skor 3-0.
Raihan medali ini sesuai dengan target Jabar sejak awal. “Kami menargetkan meraih dua medali emas dari putra dan putri. Alhamdulillaah, target kami terwujud,” kata pelatih tim voli duduk Jabar Pepen Supendi.
Kemenangan tim voli duduk putri Jabar dalam Peparnas XV tak terlepas dari kepiawaian kapten mereka, Annisa Tindy Lestari. Icha, sapaan akrab dara 26 tahun ini, adalah tulang punggung tim voli duduk putri Jabar dalam meraih medali emas. Kemampuan dan kekuatan permainannya memang jauh di atas rata-rata.
Empat tahun lalu, Icha masih tercatat sebagai pemain klub yang pernah berlaga di Proliga, Bandung Tectona. Bahkan, Icha adalah salah satu pemain andalan klub yang sekarang sudah bubar itu. Perempuan kelahiran Banjaran, Kabupaten Bandung ini, sempat pula mengikuti seleksi untuk bergabung dengan tim nasional voli Indonesia.
Namun, Dewi Keberuntungan sedang tak berpihak padanya. Saat usianya menginjak 22 tahun, Icha mengalami kecelakaan bermotor yang menyebabkan kakinya cacat. Tempurung lutut yang bergeser ke atas menyebabkan kaki kanan Icha menjadi lebih pendek 6 sentimeter. Buyarlah impian Icha memiliki karier dan prestasi mentereng di duni voli profesional.
Kecelakaan itu juga membuat Icha meninggalkan kuliahnya di Universitas Islam Nusantara (Uninus), Bandung. Satu tahun Icha terpuruk akibat kecelakaan itu. Namun, kecintaannya bermain voli dan keengganannya untuk terus jatuh bersama roda nasib melecutnya untuk kembali berlatih.
Tak mudah bagi Icha yang mantan pemain voli profesional untuk berlatih voli duduk. Adaptasi yang dilakukannya lumayan lama. “Awalnya badan saya merasa sangat pegal,” kata Icha.
Namun, Icha sudah bertekad untuk mengharumkan nama Jawa Barat dalam Peparnas. Latihan keras dilakukannya, demikian pula performa di lapangan dijaga sebagus mungkin. Meski demikian, dia bersama timnya tak pernah meremehkan permainan tim lawan. “Kami tidak ingin takabur. Kami sudah berlatih keras dan juga berdoa,” ujarnya.
Di luar lapangan, Icha mengaku tak punya pekerjaan tetap. Bersama beberapa temannya, dia merintis sebuah usaha. “Saya pengangguran, hanya menanamkan modal, ada teman yang mengajak dengan sistem bagi hasil,” akunya. Icha bersyukur selalu ada pemasukan setiap bulannya. “Begitulah caranya biar tidak capek tetapi tetap punya menghasilan,” ujarnya tergelak. (*)