Pebutangkis Ganda Campuran Indonesia, Praveen Jordan dan Debby Susanto bertanding melawan ganda campuran Jerman, Michael Fuchs dan Birgit Michels di ajang Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, 12 Agustus 2016. REUTERS
TEMPO.CO, Dubai - Pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto membuat kejutan di pertandingan perdana grup A BWF Dubai World Super Series Finals 2016. Pasangan muda ini mengalahkan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di Hamdan Sports Complex, Dubai, Rabu 14 Desember 2016.
Praveen/Debby mengalahkan pasangan medali emas Olimpiade Rio itu dalam waktu 24 menit. Praveen/Debby menundukkan perlawanan Tontowi/Liliyana dalam dua game langsung 21-11 dan 21-12. “Kami sudah sering latihan bersama dan beberapa kali bertemu. Kami mempelajari kekurangan kami di pertemuan sebelumnya,” kata Praveen, usai pertandingan.
Ini sekaligus menjadi kemenangan pertama kalinya bagi Praveen/Debby atas Tontowi/Liliyana, setelah empat pertemuan sebelumnya kalah. Pada pertemuan terakhir di Hong Kong Open 2016, Jordan/Debby kalah dengan 19-21 dan 17-21.
Dengan kemenangan ini, Jordan/Debby mengaku lebih percaya diri untuk menghadapi laga berikutnya. Menurut Debby, kemenangan itu menjadi bekal dalam pertandingan selanjutnya di grup. “Kami akan tetap berusaha untuk bisa dapat juara grup atau runner up grup supaya bisa lolos,” ungkap Debby.
Turnamen yang diresmikan sejak 2007 ini merupakan rangkaian dari lima turnamen Super Series yang memberikan hadiah uang total sebesar US$ 1 juta atau sekitar Rp 13,3 miliar. Para pemain yang lolos adalah yang menduduki peringkat delapan teratas di masing-masing nomor untuk tunggal (putra dan putri) dan ganda (putra, putri, dan campuran).
Masing-masing nomor dibagi menjadi dua grup, A dan B. Mereka akan bertanding dengan sistem round robin di fase grup. Masing-masing juara grup dan runner up akan bertemu di babak semifinal dengan sistem knock-out.
Pada pertandingan kedua fase grup, Jordan/Debby akan berhadapan dengan Ko Sung Hyun/Kim Ha Na, yang sebelumnya kalah Joachim Fischer Nielsen/Cristinna Pedersen (Denmark) dengan 14-21, 23-21, 16-21. Rekor pertemuan keduanya, pasangan Korea Selatan itu unggul 4-3. “Kalau berbicara peluang, semua masih fifty-fifty. Dengan Ko/Kim atau dengan Nielsen/Pedersen kami sama-sama pernah menang dan kalah,” kata Debby.