TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Bola
Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) mengatakan Indonesia belum tentu lolos ke putaran final Piala Dunia Basket 2023 nanti. Meski bertindak sebagai salah satu tuan rumah, namun Indonesia harus dapat membuktikan kualitas timnya terlebih dahulu.
Indonesia memang telah dipastikan menjadi salah satu tuan rumah Piala Dunia 2023 bersama Jepang dan Filipina. Namun tak seperti Jepang dan Filipina, Indonesia tak mendapat wildcard dan harus berjuang untuk masuk ke putaran final.
"Syaratnya (untuk lolos), Indonesia harus lolos pada (turnamen) FIBA Asia 2021. Jadi itu yang kami coba usahakan," kata Ketua Umum Perbasi Danny Kosasih, dalam konferensi pers di Kantor Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Selasa, 10 April 2018.
Baca: Gunakan Mariyuana, Dua Pemain Basket NBA Kena Skorsing
FIBA Asia 2021 sendiri hanya akan diikuti oleh 16 negara dari seluruh Asia. Sedangkan untuk lolos ke FIBA Asia 2021, Indonesia harus terkualifikasi terlebih dahulu di turnamen tingkat Asia Tenggara, SEABA 2020.
Jalan terjal Timnas Basket Indonesia ini, berdampak pada pembentukan skuad masa depan Indonesia. Federasi Bola Basket Dunia (FIBA) sendiri, menurut Danny, berjanji membantu meningkatkan kualitas tim Indonesia dengan menyediakan tempat latihan di Amerika Serikat dan mengatur wacana naturalisasi pemain.
Demi meningkatkan penampilan tim, Perbasi pun berniat menaturalisasi sejumlah pemain dari Afrika. Wacana naturalisasi ini akan diwujudkan pada 2018 ini. Apalagi, Danny mengatakan fisik orang Indonesia saat ini, akan sangat sulit untuk bersaing di tingkat basket dunia.
Baca: Bola Basket: Xaverius Prawiro Jadi Pemain Terbaik IBL 2018
"Pemain kita ini tidak ada yang cukup tinggi. Saya sudah keliling (Indonesia), paling maksimal cuma dapat (pemain dengan tinggi) 2 meter," kata Danny.
FIBA mengizinkan Indonesia untuk menaturalisasi pemain di bawah umur 16 tahun dari negara manapun. Selain itu, mereka juga mengizinkan ada satu naturalisasi pemain di atas umur 16 tahun.
Rencananya, Perbasi akan menaturalisasi tiga pemain
basket berumur di bawah 16 tahun dari Afrika. Mereka menargetkan proses ini akan segera rampung pada Agustus 2018 mendatang. Menurut Danny, jika merujuk pada aturan, para pemain itu baru dapat dimainkan dua tahun setelah proses naturalisasi selesai.
EGI ADYATAMA