TEMPO.CO, Jakarta - Yayah Rokayah menjalani momen ulang tahun ke-29 yang indah bersama tim dayung Indonsia di Asian Games 2018. Dalam rentang tiga hari setelah merayakan hari jadinya, yang jatuh pada 22 Agustus, atlet asal Cianjur itu ikut merebut dua medali perunggu cabang dayung dari nomor nomor W4- dan nomor Women’s Pair.
Baca: Dayung Sukses di Asian Games 2018, Selanjutnya Incar Olimpiade
Bagi Yayah Rokayah dua medali itu akan menjadi akhir indah dari kariernya di cabang dayung. Setelah Asian Games ini ia memutuskan untuk pensiun dan fokus untuk mengembangkan usaha yang dirintisanya tahun lalu, yakni usaha kuliner ayam penyet di Cianjur, Jawa Barat. “Usaha kuliner itu sudah hampir satu tahun, yang mengelolahnya saat ini mertua,” ujar Yayah.
Nah selesai Asian Games 2018 nanti, kata Yayah, dia akan fokus mengembangkan usaha yang dirintis bersama keluarga kecilnya itu. Dengan begitu, waktu untuk keluarganya bisa lebih banyak dan bisa mengabdi untuk suami sebagai isteri yang baik secara total. “Selama Pelatnas menjelang Asian Games ini kan sibuk banget, latihan terus tiap hari, waktu untuk keluarga sangat minim,” katanya.
Baca: Raih Emas Dayung AG 2018, Muhad Yakin Ingin Liburan ke Wakatobi
Untung bagi Yayah, suaminya, M faisal syarif Ramadani, juga seorang atlet dayung, sehingga mengerti kondisi yang terjadi dengan keluarga dirinya.
Pasangan suami istri dari atlit dayung itu memang mencoba saling memahami sejak mereka belum menikah, bahkan ketika mereka pacaran, kedua atlet dayung itu sudah memikirkan masa depan mereka dengan membuat usaha bersama berupa membuat bangunan kontrakan di Cianjur. Kontrakan sepuluh pintu dibuat dari uang penghasilan mereka sebagai atlet. “Sebelum menikah, kami sokongan membangun kontrakan itu,” katanya dengan logat sunda yang lembut itu.
Dengan berdirinya kontrakan itu, kedua atlet ini berharap bangunan itu menjadi pondasi ekonomi mereka berdua. “Tahun 2017 lalu kami menikah, kontrakan itu sudah bisa menopang ekonomi kami,” katanya.
Sedangkan usaha kuliner ayam penyet itu mereka rintis setelah menikah. “Ini semacam investasi. Memang atlet biasanya berharap jadi PNS, kami juga berharap, tapi tidak menuntut banyak,” lanjutnya. Dengan membuka usaha, duo atlet yang menjadi sepasang suami isteri ini mampu hidup layak.
Prestasi Yayah Rokaya di dayung cukup mentereng, prestasi yang diraihnya berawal di Sea Games 2011, dia bergabung pada nomor LW4- dan mendapatkan medali emas. Tahun berikutnya, dia ikut beranding di PON 2012 Riau, Yayah bermain di nomor W4X dengan raihan satu medali emas dan perunggu di nomor W2X. Tahun 2013, dia meraih perunggu di Sea Games Myanmar.
Berlanjut di tahun 2014, pada Asian Games di Korea Selatan dia bertanding di nomor LW4X dan meraih peringkat 5. Satu tahun kemudian, Yayah Rokayah bertanding di Sea Games Singapura, dia meraih perak. Di tahun yang sama, dia kembali bertanding di Asian Championship China W4X, mendapatkan medali perunggu.
Tahun 2016, dia bertanding di PON Jabar dengan mengikuti nomor WX4, LW2X, W2X, semua nomor itu Yayah meraih medali emas. Tahun 2017, kembali ikut ajang Asian Championship Thailand, dia ikut nomor W4-1 dan meraih medali emas dan W2- meraih medali perunggu.
Tahun 2018 ini, sebelum bertanding di Asian Games 2018 dan meraih medali perunggu, Yayah telah ikut ajang NSRF di Belanda pada nomor W4-1, dan meraih medali emas. Kini di AG 2018 ia mampu ikut menyumbang dua perunggu. Ia merasa waktunya untuk dayung sudah cukup. “Saatnya waktu untuk keluarga,” katanya.
AHMAD SUPARDI