TEMPO.CO, Jakarta - Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), menilai penampilan pemain di nomor tunggal dan ganda putra amat meyakinkan di tiga kejuaraan super series Badminton World Federation (BWF) September kemarin. Apresiasi itu tidak lepas dari dua gelar yang disumbangkan pemain tunggal Anthony Ginting dan ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Baca: Susy Susanti: Atlet Bulu Tangkis Berubah Setelah Asian Games 2018
Susy menyatakan, kedua nomor itu sudah bisa menunjukkan konsistensi dalam pertandingan. Anthony misalnya, kendati baru menjuarai satu super series BWF namun permainannya cukup stabil saat tampil di kejuaraan. "Minimal masuk delapan besar," kata Susi di Jakarta, Senin, 1 Oktober 2018.
Usai bertanding di Asian Games 2018 sejumlah atlet bulu tangkis mengikuti tiga kejuaraan super series, yakni Daihatsu Yonex Japan Open, Victor China Open, dan Victor Korea Open. Indonesia membawa pulang dua gelar juara, yaitu dari ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo di Japan Open dan tunggal putra Anthony Ginting yang juara di China Open.
Ihwal nomor lainnya, Susy menyatakan masih perlu ada pembenahan. Di sektor ganda campuran misalnya, menurut dia, selain pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir belum menunjukkan kestabilan permainan. Susi menuturkan perlu konsisten bagi pemain di ganda campuran agar bisa menggantikan posisi Tontowi/Liliyana. "Ada potensi di pemain muda namun mereka baru mengejutkan (permainannya)," kata dia.
Pasangan ganda campuran Indonesia tidak bisa berbuat banyak di tiga super series BWF September kemarin. Langkah terjauh keempat pasangan ganda campuran hanya sampai babak perempat final.
Berikutnya di nomor ganda putri, Susy menilai ada harapan positif pada penampilan pasangan Greysia Polli/Apriyani Rahayu. Kendati gagal melaju ke final China Open 2018 kemarin, keduanya bisa menunjukkan permainan yang konsisten, yaitu bisa mencapai semifinal di dua kejuaraan.
Ke depan, lanjutnya, PBSI akan berupaya mendorong pasangan ganda putri lainnya. "Ganda putri, tunggal putri, dan campuran harus didobrak lagi ke atas. Sekarang (kelasnya) masih di GP (grand prix)," ucap Susy.
Menanggapi kejuaraan berikutnya, seperti Denmark Open yang akan berlangsung 16-21 Oktober 2018, Susi tak memasang target muluk-muluk. Ia berharap tim Indonesia bisa membawa pulang satu gelar. Persaingan yang ketat dan sulitnya membaca penampilan lawan menjadi alasan utama. "Target satu dulu. Yang realistis saja," kata Susy.
ADITYA BUDIMAN